Penulis : Dr. R. Mursid, M.Pd.
Implementasi Model Pembelajaran Kemitraan Berbasis Kompetensi
Melalui Vocational Skill Berorientasi Produksi
Pendahuluan
P
|
erkembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di
Perguruan Tinggi merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang sangat pesat dewasa ini. Perkembangan IPTEKS mengisyaratkan
penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus. Disamping
itu, perlu adanya inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas lulusan yang
siap pakai di dunia kerja, serta meningkatkan daya saing.
Model pendidikan tinggi
pada LPTK-PTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan- Pendidikan Teknologi
Kejuruan) sudah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi dimaksud
meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuh-kan untuk menjadi mahasiswa yang
cerdas dan kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh
du/di (dunia usaha/dunia industri)/asosiasi
profesi. Bermitra dan peran industri sangat besar
mulai dari menetapkan standar kompetensi, merumuskan kurikulum bersama, ikut
dalam proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan mahasiswa magang ke
du/di dan memberikan sertifikasi serta ikut dalam uji kompetensi sehingga
lulusan pendidikan kejuruan merupakan tenaga yang siap pakai menjadi guru di
bidang kejuruan maupun di industri. Hasil pengamatan pada lulusan perguruan
tinggi, semua program studi di Indonesia selama ini tidak mampu untuk cepat
beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Akibatnya, tingkat
pengangguran lulusan Perguruan Tinggi dari waktu ke waktu terus meningkat.
Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya kesenjangan persepsi antara pengelola
Perguruan Tinggi dalam menghasilkan lulusannya dengan pengelola industri yang
akan menggunakan lulusan Perguruan Tinggi.
(Gaspersz, 2002:83).
Pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi di LPTK-PTK adalah; (1) memberikan referensi bagi program studi
dalam meningkatkan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja sesuai
perkembangan ipteks dan paradigma baru pendidikan, dan (2) menjaga standar mutu
dalam penyelenggaraan program studi. Kompetensi lulusannya tidak hanya diarahkan
untuk menjadi guru dan memenuhi kebutuhan industri sesaat, tetapi juga pada
kebutuhan perkembangan penerapan ipteks yang diterapkan industri.
Permasalahan
Permasalahan tersebut
di atas dapat dirumuskan “Bagaimana model pembelajaran kemitraan berbasis kompetensi
melalui vocational skill berorientasi produksi diterapkan pada mata kuliah
praktik di LPTK-PTK?” Berdasarkan fokus permasalahan, maka dapat ditujukan
pertanyaan, yaitu; Bagaimana model desain dan model implementasi pembelajaran
kemitraan berbasis kompetensi melalui vocational skill berorientasi produksi
yang mengarah pada pengembangan kreativitas mahasiswa pada mata kuliah praktik
di LPTK-PTK?. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Teknologi pembelajaran, mempunyai
empat aspek yang saling terkait, yaitu: (1) the theory and practice; (2)
design, development, utilization, management and evaluation; (3) processes and
resourses; and (4) learning. Domain “pengembangan” termasuk kawasan kedua, yaitu “design development,
utilization, management and evaluation. Keempat kawasan tersebut mempunyai
tujuan utama yaitu memicu dan memacu proses belajar serta memberikan kemudahan
atau fasilitas belajar.
Secara substansial,
Garavan and McGuire (2001:144-154), menjelaskan bahwa kompetensi dapat dilihat
dari dua aspek yakni sebagai atribut individual dan sebagai hasil pembelajaran.
Dari aspek atribut indivudual, kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan seseorang yang dapat menghasilkan unjuk kerja. Dari aspek hasil
pembelajaran, kompetensi dapat diartikan sejauh mana unjuk kerja telah mencapai
standar yang diperlukan. Kompetensi dipandang sebagai atribut individual
bersifat lebih fleksibel dan oleh karenanya kompetensi ini lebih digunakan
untuk pekerjaanpekerjaan di industri yang lebih luas dan kompleks.
Proses pembelajaran di
LPTKPTK diarahkan kepada:
1. kegiatan
pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan kemampuan individu dan dapat
mengembangkan bakat dan potensinya dalam bidang keahlian secara optimal
(competency based learning),
2. kegiatan
pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman nyata dalam kehidupan
sehari-hari sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan terkait dengan penerapan
konsep, kaidah, dan prinsip disiplin ilmu yang dipelajari,
3. pembelajaran
perlu diarahkan untuk mendorong mahasiswa dapat mengkomunikasikan kreasi
temuannya kepada masyarakat luas sehingga dapat mengembangkan empatinya dengan
menyelaraskan pengeta-huan yang dimiliki dengan tindakannya, dan
4. pembelajaran
diarahkan untuk menciptakan iklim kompetisi sehingga dapat menghasilkan
karya-karya yang inovatif dan produktif.
Pembelajaran
Kemitraan Berbasis Kompetensi
Pentingnya pendidikan
yang berkualitas bagi mahasiswa serta tuntutan kualifikasi dan kompetensi dalam
kehidupan dunia kerja, maka pendidikan tinggi perlu membangun hubungan yang
selaras dengan masyarakat, dunia usaha, dan semua pihak-pihak yang terkait.
Hubungan ini dibangun dalam konteks kemitraan sebagi upaya terciptanya
pendidikan berkualitas bagi mahasiswa. Keterlibatan masyarakat dan du/di serta
lembaga swasta dalam pendidikan di perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan
konstribusi terhadap pembentukan keterampilan hidup (life skill) yang dapat berupa
keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan meneliti (research skill),
keterampilan social (social skill), keterampilan komunikasi (communication skill),
dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah (problem solving skill), serta
pengembangan kreativitas dan daya cipta. Membentuk hubungan kemitraan dalam
pengembangan pembelajaran, pendidikan tinggi LPTK-PTK secara proaktif membangun
komunikasi dengan masyarakat, perusahaan dan pihak-pihak lain yang dibutuhkan.
Kampus dalam hal ini, melakukan beberapa hal, diantaranya;
1. sosialisasi
program pembelajaran, guna membangun ekspektasi terhadap pembelajaran,
2. komunikasi
intensif kepada perusahaan untuk penyusunan program pembelajaran secara
bersama, dan
3. melakukan
kerja bersama dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna.
Pembelajaran praktik
pada dasarnya adalah pembelajaran keterampilan. Matakuliah praktik merupakan
pembelajaran praktik yang memberikan pengetahuan dan keterampilan praktik
sesuai kompetensi yang dirancang dan dikembangkan dengan memadukan pendekatan Broadbased
dan Competency-based Curriculum diwujudkan dalam rancang bangun
pengorganisasian materi kurikulum secara berjenjang dan berkesinambungan dalam
bentuk kompetensi yang terdapat dalam bidang keahlian dan program keahlian
sesuai bidang dan jenis pekerjaan yang ada di du/di.
Pembelajaran
Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi Produksi
Pembelajaran praktik
mengacu pada pembelajaran berbasis kompetensi yaitu model pembelajaran di mana perencanaan,
pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan
pembelajaran
berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya
yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan mahasiswa
untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pembelajaran praktik berbasis kompetensi adalah
1. penguasaan
kompetensi oleh mahasiswa,
2. penguasaan
kompetensi mahasiswa harus memiliki kesepadanan dengan kompetensi tersebut
dimana digunakan,
3. aktivitas
belajar mahasiswa bersifatperseorangan, dan
4. pembelajaran
kompetensi harus ada bahan pengayaan (enrichment)
bagi mahasiswa yang lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi mahasiswa
yang lamban, sehingga perbedaan irama belajar mahasiswa terlayani (Depdiknas.1999).
Menurut Seels and
Richey (1994) faktor yang menentukan perbedaan rancangan pembelajaran adalah
subyek yang diajarkan atau materi pelajarannya. Melalui klasifikasi materi
perkuliahan selanjutnya dapat ditentukan proses pembelajaran berdasarkan pada
salah satu taksonomi. Pelaksanaan pembelajaran kompetensi dengan orientasi pada
life skill dan pendekatan berbasiskan produk dilakukan:
1. Untuk
menumbuhkembangkan life skill mahasiswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
2. Pelaksanaan
pembelajaran ditekankan untuk dapat menghasilkan produk hasil belajar mahasiswa
baik berupa benda jadi atau jasa, sebagai aplikasi dari kompetensi yang
dipelajari, untuk itu dosen merencanakan produk dari hasil pembelajaran
kompetensi
3. hasil
kegiatan di atas kemudian dirancang rangkaian kegiatan belajar untuk setiap
kompetensi/sub kompetensi, dan
4. kegiatan
penyusunan rencana pembelajaran per kompetensi.
Pengembangan
keterampilan praktik berbasis kompetensi mengacu pada orientasi produksi.
Pelaksanaan
pembelajaran kompetensi dengan orientasi pada kecakapan hidup dan pendekatan berbasiskan
produksi dilakukan:
1. untuk
menumbuhkembangkan kecakapan hidup mahasiswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
2. pelaksanaan
pembelajaran ditekankan untuk dapat menghasilkan produk hasil belajar mahasiswa
baik berupa benda jadi atau jasa, sebagai aplikasi dari kompetensi yang
dipelajari, untuk itu dosen/instruktur merencanakan produk dari hasil
pembelajaran kompetensi.
3. Hasil
kegiatan di atas kemudian dirancang rangkaian kegiatan belajar untuk setiap kompetensi/subkompetensi,
dan
4. kegiatan
penyusunan rencana pembelajaran per kompetensi.
Model
Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pengembangan model
Pembelajaran yang baik
disesuaikan dengan kondisi tertentu. Kondisi ini adalah besar kecil atau
kompleks tidaknya suatu lembaga pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga
pendidikan, serta kemampuan pengelola. Suparman dan Joice (1997) menjelaskan
model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran serta mengarahkan kita dalam
mendisain pembelajaran untuk membantu pebelajar sedemikian hingga tujuan
pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran
menurut Mager (1967), bahwa proses pembelajaran memerlukan tiga tahap:
1. tahap
persiapan (preparation phase),
2. tahap
pengembangan (development phase), dan
3. tahap perbaikan/kemajuan (improvement phase).
Tahap persiapan direncanakan untuk memberikan jaminan bahwa informasi dan
praktek yang penting untuk suatu pekerjaan tertentu benarbenar termasuk dalam
pembelajaran.
Tahap pengembangan
melalui unit outlining yaitu tugas kerja agar supaya pada akhir unit peserta
dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat lakukan, sequencing,
content selection, procedures selection, sequencing and lesson plan completion,
dan course tryout.
Kaitannya dengan
pengembang-an model pembelajaran berfungsi mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran
yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran agar tercapai
pembelajaran yang efektif, efisien, berdaya tarik, dan humanis. Joice (1996)
menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran
dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat perangkat pembelajaran serta
mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu pebelajar sedemikian
hingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model
Pembelajaran Berorientasi Produksi
Model pembelajaran
berorien-tasi produksi mengharapkan supaya program pendidikan keteknikan
dilaksanakan di dua tempat. Model strategi pendidikan yang dilaksanakan di kampus
dan di luar kampus atau di industri, bila di kampus erasing dari dunia
kerjanya, pendidikan kampus telah membentuk dunianya sendiri yang disebut dunia
kampus.
Di kampus dilaksanakan teori dan praktek dasar
keteknikan dan juga di industri, yaitu keterampilan produktif yang diperoleh
melalui prinsip learning by doing. Pendidikan yang dilakukan melalui proses
bekerja di dunia kerja akan memberikan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai
dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit didapat.
Kesimpulan
Kesimpulan
Model dan metode
pembelajaran kemitraan berbasis kompetensi melalui vocational skill
berorientasi produksi mempunyai karakteristik bidang studi dalam pembelajaran
praktik. Prinsip pembelajaran yang secara umum dilakukan melalui perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajar-an dan evaluasi pembelajaran. Pada pelaksanaan
pembelajaran dosen dituntut agar mampu dan berusaha dalam memahami secara
seksama proses dan prosedur atau langkah-langkah pembelajaran dari beberapa
komponen pembelajaran yang ada. Beberapa tahapan pembelajaran harus diikuti dan
dilalui agar secara utuh proses pembelajaran dengan model yang dikembangkan ini
dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Dalam kegiatan
pembelajaran praktik ini, dosen perlu memegang prinsip, bahwa model
pembelajaran ini adalah pembelajaran yang memfokuskan pada upaya untuk
meningkatkan keterampilan praktik mahasiswa dengan berbagai aktivitasnya dalam
proses pembelajaran. Dosen perlu mengarahkan mahasiswa, tidak saja pada
pemahaman materi, tetapi juga pada bagaimana mahasiswa melakukan praktik yang beorientasi
produksi dengan segala aspek pendukung dan persyaratan yang cukup ketat dalam
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tuntutan mitra du/di. Dosen dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model ini, tidak dapat secara cepat dikuasai,
tetapi memerlukan waktu dan proses.Melalui penerapan pengembangan Model Pembelajaran
Berbasis Kompetensi Melalui Vocational Skill Berorientasi Produksi, merupakan
orientasi baru dalam pendidikan pada pembelajaran yang menjadikan lembaga
pendidikan sebagai lembaga kecakapan hidup, dengan pendidikan yang bertujuan mencapai
kompetensi (selanjutnya disebut pembelajaran berbasis kompetensi), dengan
proses pembelajaran yang autentik dan kontekstual yang dapat menghasilkan produk
bernilai yang bermakna bagi mahasiswa, dan memberi layanan pendidikan berbasis
luas melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel multi-entry-multi-exit.
Pengembangan Model Pembelajaran
Berbasis Kompetensi Melalui Vocational Skill Berorientasi Produksi, yang proses
pembelajarannya diharapkan menghasilkan produk yang bernilai bagi mahasiswa,
menuntut lingkungan masyarakat du/di untuk berkerjasama dengan Unit Produksi dalam
wadah lembaga Pendidikan Tinggi LPTK-PTK sebagai lingkungan belajar yang kaya
dan nyata (rich and natural environment), yang dapat memberikan pengalaman
belajar pada dimensi-dimensi kompetensi secara integratif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar