Kamis, 19 Juni 2014

Judul Jurnal     : Jurnal Teknologi Pendidikan
Penulis             : Dr. R. Mursid, M.Pd.

Implementasi Model Pembelajaran Kemitraan Berbasis Kompetensi Melalui Vocational Skill Berorientasi Produksi



Pendahuluan
P
erkembangan dan peningkatan kualitas pembelajaran di Perguruan Tinggi merupakan tuntutan logis dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sangat pesat dewasa ini. Perkembangan IPTEKS mengisyaratkan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus. Disamping itu, perlu adanya inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas lulusan yang siap pakai di dunia kerja, serta meningkatkan daya saing.
Model pendidikan tinggi pada LPTK-PTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan- Pendidikan Teknologi Kejuruan) sudah menerapkan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi dimaksud meliputi kompetensi-kompetensi yang dibutuh-kan untuk menjadi mahasiswa yang cerdas dan kompeten, sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan oleh du/di (dunia usaha/dunia industri)/asosiasi
profesi. Bermitra dan peran industri sangat besar mulai dari menetapkan standar kompetensi, merumuskan kurikulum bersama, ikut dalam proses pembelajaran dengan memberikan kesempatan mahasiswa magang ke du/di dan memberikan sertifikasi serta ikut dalam uji kompetensi sehingga lulusan pendidikan kejuruan merupakan tenaga yang siap pakai menjadi guru di bidang kejuruan maupun di industri. Hasil pengamatan pada lulusan perguruan tinggi, semua program studi di Indonesia selama ini tidak mampu untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Akibatnya, tingkat pengangguran lulusan Perguruan Tinggi dari waktu ke waktu terus meningkat. Kondisi ini disebabkan oleh terjadinya kesenjangan persepsi antara pengelola Perguruan Tinggi dalam menghasilkan lulusannya dengan pengelola industri yang akan menggunakan lulusan Perguruan Tinggi.
(Gaspersz, 2002:83).
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi di LPTK-PTK adalah; (1) memberikan referensi bagi program studi dalam meningkatkan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja sesuai perkembangan ipteks dan paradigma baru pendidikan, dan (2) menjaga standar mutu dalam penyelenggaraan program studi. Kompetensi lulusannya tidak hanya diarahkan untuk menjadi guru dan memenuhi kebutuhan industri sesaat, tetapi juga pada kebutuhan perkembangan penerapan ipteks yang diterapkan industri.
Permasalahan
Permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan “Bagaimana model pembelajaran kemitraan berbasis kompetensi melalui vocational skill berorientasi produksi diterapkan pada mata kuliah praktik di LPTK-PTK?” Berdasarkan fokus permasalahan, maka dapat ditujukan pertanyaan, yaitu; Bagaimana model desain dan model implementasi pembelajaran kemitraan berbasis kompetensi melalui vocational skill berorientasi produksi yang mengarah pada pengembangan kreativitas mahasiswa pada mata kuliah praktik di LPTK-PTK?. Pembelajaran Berbasis Kompetensi Teknologi pembelajaran, mempunyai empat aspek yang saling terkait, yaitu: (1) the theory and practice; (2) design, development, utilization, management and evaluation; (3) processes and resourses; and (4) learning. Domain “pengembangan”  termasuk kawasan kedua, yaitu “design development, utilization, management and evaluation. Keempat kawasan tersebut mempunyai tujuan utama yaitu memicu dan memacu proses belajar serta memberikan kemudahan atau fasilitas belajar.
Secara substansial, Garavan and McGuire (2001:144-154), menjelaskan bahwa kompetensi dapat dilihat dari dua aspek yakni sebagai atribut individual dan sebagai hasil pembelajaran. Dari aspek atribut indivudual, kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan seseorang yang dapat menghasilkan unjuk kerja. Dari aspek hasil pembelajaran, kompetensi dapat diartikan sejauh mana unjuk kerja telah mencapai standar yang diperlukan. Kompetensi dipandang sebagai atribut individual bersifat lebih fleksibel dan oleh karenanya kompetensi ini lebih digunakan untuk pekerjaanpekerjaan di industri yang lebih luas dan kompleks.
Proses pembelajaran di LPTKPTK diarahkan kepada:
1.      kegiatan pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan kemampuan individu dan dapat mengembangkan bakat dan potensinya dalam bidang keahlian secara optimal (competency based learning),
2.      kegiatan pembelajaran ditekankan pada pemberian pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan kebutuhan dunia kerja dan terkait dengan penerapan konsep, kaidah, dan prinsip disiplin ilmu yang dipelajari,
3.      pembelajaran perlu diarahkan untuk mendorong mahasiswa dapat mengkomunikasikan kreasi temuannya kepada masyarakat luas sehingga dapat mengembangkan empatinya dengan menyelaraskan pengeta-huan yang dimiliki dengan tindakannya, dan
4.      pembelajaran diarahkan untuk menciptakan iklim kompetisi sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang inovatif dan produktif.
Pembelajaran Kemitraan Berbasis Kompetensi
Pentingnya pendidikan yang berkualitas bagi mahasiswa serta tuntutan kualifikasi dan kompetensi dalam kehidupan dunia kerja, maka pendidikan tinggi perlu membangun hubungan yang selaras dengan masyarakat, dunia usaha, dan semua pihak-pihak yang terkait. Hubungan ini dibangun dalam konteks kemitraan sebagi upaya terciptanya pendidikan berkualitas bagi mahasiswa. Keterlibatan masyarakat dan du/di serta lembaga swasta dalam pendidikan di perguruan tinggi diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap pembentukan keterampilan hidup (life skill) yang dapat berupa keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan meneliti (research skill), keterampilan social (social skill), keterampilan komunikasi (communication skill), dan keterampilan dalam menyelesaikan masalah (problem solving skill), serta pengembangan kreativitas dan daya cipta. Membentuk hubungan kemitraan dalam pengembangan pembelajaran, pendidikan tinggi LPTK-PTK secara proaktif membangun komunikasi dengan masyarakat, perusahaan dan pihak-pihak lain yang dibutuhkan. Kampus dalam hal ini, melakukan beberapa hal, diantaranya;
1.      sosialisasi program pembelajaran, guna membangun ekspektasi terhadap pembelajaran,
2.      komunikasi intensif kepada perusahaan untuk penyusunan program pembelajaran secara bersama, dan
3.      melakukan kerja bersama dalam mewujudkan pembelajaran yang bermakna.
Pembelajaran praktik pada dasarnya adalah pembelajaran keterampilan. Matakuliah praktik merupakan pembelajaran praktik yang memberikan pengetahuan dan keterampilan praktik sesuai kompetensi yang dirancang dan dikembangkan dengan memadukan pendekatan Broadbased dan Competency-based Curriculum diwujudkan dalam rancang bangun pengorganisasian materi kurikulum secara berjenjang dan berkesinambungan dalam bentuk kompetensi yang terdapat dalam bidang keahlian dan program keahlian sesuai bidang dan jenis pekerjaan yang ada di du/di.
Pembelajaran Praktik Berbasis Kompetensi Berorientasi Produksi
Pembelajaran praktik mengacu pada pembelajaran berbasis kompetensi yaitu model pembelajaran di mana perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya mengacu pada penguasaan kompetensi. Pendekatan pembelajaran
berbasis kompetensi dimaksudkan agar segala upaya yang dilakukan dalam pembelajaran benar-benar mengacu dan mengarahkan mahasiswa untuk menguasai kompetensi yang ditetapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran praktik berbasis kompetensi adalah
1.      penguasaan kompetensi oleh mahasiswa,
2.      penguasaan kompetensi mahasiswa harus memiliki kesepadanan dengan kompetensi tersebut dimana digunakan,
3.      aktivitas belajar mahasiswa bersifatperseorangan, dan
4.       pembelajaran
kompetensi harus ada bahan pengayaan (enrichment) bagi mahasiswa yang lebih cepat dan program perbaikan (remedial) bagi mahasiswa yang lamban, sehingga perbedaan irama belajar mahasiswa terlayani (Depdiknas.1999).
Menurut Seels and Richey (1994) faktor yang menentukan perbedaan rancangan pembelajaran adalah subyek yang diajarkan atau materi pelajarannya. Melalui klasifikasi materi perkuliahan selanjutnya dapat ditentukan proses pembelajaran berdasarkan pada salah satu taksonomi. Pelaksanaan pembelajaran kompetensi dengan orientasi pada life skill dan pendekatan berbasiskan produk dilakukan:
1.      Untuk menumbuhkembangkan life skill mahasiswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
2.      Pelaksanaan pembelajaran ditekankan untuk dapat menghasilkan produk hasil belajar mahasiswa baik berupa benda jadi atau jasa, sebagai aplikasi dari kompetensi yang dipelajari, untuk itu dosen merencanakan produk dari hasil pembelajaran kompetensi
3.      hasil kegiatan di atas kemudian dirancang rangkaian kegiatan belajar untuk setiap kompetensi/sub kompetensi, dan
4.      kegiatan penyusunan rencana pembelajaran per kompetensi.
Pengembangan keterampilan praktik berbasis kompetensi mengacu pada orientasi produksi.
Pelaksanaan pembelajaran kompetensi dengan orientasi pada kecakapan hidup dan pendekatan berbasiskan produksi dilakukan:
1.      untuk menumbuhkembangkan kecakapan hidup mahasiswa dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
2.      pelaksanaan pembelajaran ditekankan untuk dapat menghasilkan produk hasil belajar mahasiswa baik berupa benda jadi atau jasa, sebagai aplikasi dari kompetensi yang dipelajari, untuk itu dosen/instruktur merencanakan produk dari hasil pembelajaran kompetensi.
3.      Hasil kegiatan di atas kemudian dirancang rangkaian kegiatan belajar untuk setiap kompetensi/subkompetensi, dan
4.      kegiatan penyusunan rencana pembelajaran per kompetensi.
Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pengembangan model
Pembelajaran yang baik disesuaikan dengan kondisi tertentu. Kondisi ini adalah besar kecil atau kompleks tidaknya suatu lembaga pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga pendidikan, serta kemampuan pengelola. Suparman dan Joice (1997) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran serta mengarahkan kita dalam mendisain pembelajaran untuk membantu pebelajar sedemikian hingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model pembelajaran menurut Mager (1967), bahwa proses pembelajaran memerlukan tiga tahap:
1.      tahap persiapan (preparation phase),
2.      tahap pengembangan (development phase), dan
3.       tahap perbaikan/kemajuan (improvement phase). Tahap persiapan direncanakan untuk memberikan jaminan bahwa informasi dan praktek yang penting untuk suatu pekerjaan tertentu benarbenar termasuk dalam pembelajaran.
Tahap pengembangan melalui unit outlining yaitu tugas kerja agar supaya pada akhir unit peserta dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya ia tidak dapat lakukan, sequencing, content selection, procedures selection, sequencing and lesson plan completion, dan course tryout.
Kaitannya dengan pengembang-an model pembelajaran berfungsi mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pembelajaran agar tercapai pembelajaran yang efektif, efisien, berdaya tarik, dan humanis. Joice (1996) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat perangkat pembelajaran serta mengarahkan kita dalam mendesain pembelajaran untuk membantu pebelajar sedemikian hingga tujuan pembelajaran tercapai.
Model Pembelajaran Berorientasi Produksi
Model pembelajaran berorien-tasi produksi mengharapkan supaya program pendidikan keteknikan dilaksanakan di dua tempat. Model strategi pendidikan yang dilaksanakan di kampus dan di luar kampus atau di industri, bila di kampus erasing dari dunia kerjanya, pendidikan kampus telah membentuk dunianya sendiri yang disebut dunia kampus.

 Di kampus dilaksanakan teori dan praktek dasar keteknikan dan juga di industri, yaitu keterampilan produktif yang diperoleh melalui prinsip learning by doing. Pendidikan yang dilakukan melalui proses bekerja di dunia kerja akan memberikan pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dunia kerja yang tidak mungkin atau sulit didapat.
Kesimpulan
Model dan metode pembelajaran kemitraan berbasis kompetensi melalui vocational skill berorientasi produksi mempunyai karakteristik bidang studi dalam pembelajaran praktik. Prinsip pembelajaran yang secara umum dilakukan melalui perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajar-an dan evaluasi pembelajaran. Pada pelaksanaan pembelajaran dosen dituntut agar mampu dan berusaha dalam memahami secara seksama proses dan prosedur atau langkah-langkah pembelajaran dari beberapa komponen pembelajaran yang ada. Beberapa tahapan pembelajaran harus diikuti dan dilalui agar secara utuh proses pembelajaran dengan model yang dikembangkan ini dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dalam kegiatan pembelajaran praktik ini, dosen perlu memegang prinsip, bahwa model pembelajaran ini adalah pembelajaran yang memfokuskan pada upaya untuk meningkatkan keterampilan praktik mahasiswa dengan berbagai aktivitasnya dalam proses pembelajaran. Dosen perlu mengarahkan mahasiswa, tidak saja pada pemahaman materi, tetapi juga pada bagaimana mahasiswa melakukan praktik yang beorientasi produksi dengan segala aspek pendukung dan persyaratan yang cukup ketat dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tuntutan mitra du/di. Dosen dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model ini, tidak dapat secara cepat dikuasai, tetapi memerlukan waktu dan proses.Melalui penerapan pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Melalui Vocational Skill Berorientasi Produksi, merupakan orientasi baru dalam pendidikan pada pembelajaran yang menjadikan lembaga pendidikan sebagai lembaga kecakapan hidup, dengan pendidikan yang bertujuan mencapai kompetensi (selanjutnya disebut pembelajaran berbasis kompetensi), dengan proses pembelajaran yang autentik dan kontekstual yang dapat menghasilkan produk bernilai yang bermakna bagi mahasiswa, dan memberi layanan pendidikan berbasis luas melalui berbagai jalur dan jenjang pendidikan yang fleksibel multi-entry-multi-exit.

Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Kompetensi Melalui Vocational Skill Berorientasi Produksi, yang proses pembelajarannya diharapkan menghasilkan produk yang bernilai bagi mahasiswa, menuntut lingkungan masyarakat du/di untuk berkerjasama dengan Unit Produksi dalam wadah lembaga Pendidikan Tinggi LPTK-PTK sebagai lingkungan belajar yang kaya dan nyata (rich and natural environment), yang dapat memberikan pengalaman belajar pada dimensi-dimensi kompetensi secara integratif.


Judul Jurnal               :Implementasi model Cooperative learning berbantuan komputer Dalam pembelajaran pendidikan matematika I Pada mahasiswa PGSD
Penulis             : Trimurtini


Pendahuluan
D
Dalam proses pembelajaran sering dijumpai mahasiswa PGSD di UNNES Semarang yang tidak mau bertanya kepada pendidik (dosen) meskipun sebenarnya belum memahami materi yang disampaikan.
Strategi yang sering digunakan pengajar untuk mengaktifkan mahasiswa adalah melibatkan mahasiswa dalam diskusi dengan seluruh mahasiswa.
Model cooperative learning, adalah strategi belajar mengajar dengan jalan mengelompokkan mahasiswa /peserta didik berdasarkan tingkat kemampuannya pada kelompok yang kecil. Pada cooperative learning, keberhasilan peserta didik akan tercapai jika dan hanya jika setiap anggota kelompoknya berhasil (Deutsch, 1962).
Menurut Slavin (1995), pengaruh kerja kelompok secara umum adalah positif.Pada bukti terbaiknya Slavin menemukan bahwa 72% dari 68 studi menunjukkan prestasi yang tinggi untuk kerja kelompok (cooperative learning) pada kelompok eksperimen
dibandingkan kelas kontrol.
            Cooperative Learning merupa-kan strategi pembelajaran yang mendorong peserta didik aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui keterampilan proses.Peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang heterogen.
Menurut Johnson & Johnson (1993) dalam Lie (2004:18), cooperative learning didefinisikan sebagai sistem kerja atau belajar kelompok tersetruktur, dalam struktur ini, ada lima unsur pokok yang menyusunnya, yaitu saling ketergantu-ngan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok
Menurut Tapscott dalam Growing Up Digital, kita adalah generasi pertama. Media digital yang dimaksud di sini adalah penggunaan komputer dalam pembelajaran yang dikepung oleh media digital (Dryden, 2001: 90).
Menurut Sutisna (2006), pemanfaatan komputer dalam pembelajaran dapat berfungsi sebagai tool, tutor dan tutee.
Menurut Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997:89), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata kuliah, lazimnya ditunjukan dengan nilai test atau angka nilai yang diberikan pengajar.
Menurut Soesilo dkk (2006:4) tes hasil belajar sebagai alat ukur untuk menentukan taraf keberhasilan metode mengajar yang telah digunakan pengajar dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Syah (2003:109) proses berarti cara-cara atau langkah-langkah khusus yang dengannya beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu.
Sedangkan keterampilan menur-ut Reber (Syah, 2003:121) adalah kemampuan melakukan pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi secara mulus dan sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Cara Penelitian
            Berikut langkah-langkah kegiat-an pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen :
1.      Mahasiswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 6 orangdengan kemampuan yang heterogen. Pembagian kelompok berdasar-kan data awal yang berupa nilai mata kuliah Matematika.
2.      Tiap kelompok diberi tugas untuk mempelajari sub pokok bahasan (kurikulum matematika SD, teori belajar matematika di SD, strategi pembelajaran matematika di SD).
3.      Masing-masing kelompok diminta membuat ringkasan tentang sub pokok bahasan yang dipelajari dan mengungkapkan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di SD.
4.      Presentasi kelompok, tiap kelompok diberikan kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
5.      Selama proses pembelajaran dilakukan pengamatan terhadap keterampilan berproses dari masing-masing mahasiswa dengan bantuan dua orang pengamat.
Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu:
1. metode tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar mahasiswa pada pokok bahasan pembelajaran matematika di SD.
2. metode pengamatan, digunakan untuk memperoleh data keterampilan proses.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
            Dari hasil uji kesamaan varian, data menggunakan uji Bartlett yang dilakukan pada nilai mata kuliah Matematika di kesepuluh kelas yang ada, diperoleh 3 kelas yang mempunyai varian sama, yaitu kelas A, B dan H.
            Kelas eksperimen terdiri dari 36 mahasiswa. Selama kegiatan perkuliahan dengan model Cooperative Learning, dilakukan pengamatan terhadap masing-masing mahasiswa untuk mencari data tentang keterampilan proses mahasiswa selama pembelajaran berlangsung.
            Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa dari 36 mahasiswa, ada 20 mahasiswa masuk dalam kategori terampil (56%), 8 mahasiswa cukup terampil (22%), 7 mahasiswa sangat terampil (19%), dan 1 mahasiswa tidak terampil (3%).
            Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh keterampilan berproses terhadap hasil belajar mahasiswa sebesar 54,5%.
            Dapat dikatakan keterampilan berproses berpengaruh cukup besar terhadap hasil belajar mahasiswa. Persamaan liniernya dapat dituliskan Yˆ=1,621+23,616.
            Diperoleh bahwa data kedua kelas variansinya berbeda, kemudian dengan melihat angka signifikan sebesar 1,7% kurang dari 5%, berarti ada perbedaan antara kela eksperimen dan kelas kontrol. Dengan memperhati-kan nilai rata-rata, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari hasil belajar kelas kontrol.
            Ketuntasan belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan menggunakan uji t satu sampel. Untuk kelas eksperimen diperoleh angka signifikan 60,7% lebih dari 5%, berarti H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen dapat mencapai indikator ketuntasan 70.
            Tetapi untuk kelas kontrol diperoleh angka signifikan 0% kurang dari 5%, berarti ditolak. Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kelas kontrol tidak dapat mencapai indikator ketuntasan 70.
Kesimpulan
            Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Pengaruh keterampilan berproses dalam penerapan model cooperative learning berbantuan komputer terhadap hasil belajar Pendidikan Matematika I pada mahasiswa PGSD cukup besar yaitu 54,5%.
2.      Model cooperative learning berbantuan komputer lebih efektif dibandingkan model pembelajaran konvensional dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Matematika I pada mahasiswa PGSD.

Model cooperative learning dapat diterapkan dalam pembelajaran untuk mengatasi beberapa hal yaitu keadaan mahasiswa dengan kemampuan yang sangat bervariasi, jumlah mahasiswa dalam kelas yang terlalu banyak, serta padatnya materi pembelajaran yang harus diselesaikan.




Judul buku:Menyemai benih teknologi pendidikan

Penulis :Prof.Dr. Yusufhadi Miarso, M.Sc.

Pendahuluan





Tumbuh dan berkembangnya suatu konsep tidak akan terlepas dari konteks dimana konsep itu dapat tumbuh, serta apa dan bagaimana awal perkembangan konsep itu sendiri. Misalnya konsep “sekolah” yang merupakan lembaga khusus untuk menyelenggarakan pendidikan akan dapat tumbuh bilamana konteks masyarakat memungkinkannya (adanya kebutuhan yang dirasakan oleh anggota masyarakat, adanya tenaga professional yang mengelola dsb.).

Dalam bahasa keseharian, konteks dapat dianalogikan dengan “lahan”, dan awal konsep rumusan konsep dianalogikan dengan “benih”. Sehingga lahan yang masih kosong dapat ditumbuhkan benih di dalamnya.

Istilah “sekolah” menunjukkan gagasan adanya kegiatan pendidikan yang terstruktur dan diselenggarakan secara profesional. Istilah itu mewakili sejumlah rujukan yang terdiri atas gedung dengan segala fasilitasnya (kursi, meja, papan-tulis dsb.), siswa, guru, pengelola (kepala sekolah), tenaga tatausaha, kurikulum, proses belajar pembelajaran, dana operasional dll. Gagasan itu sendiri mengacu pada sejumlah rujukan yang telah diidentifikasi mewakili istilah.

Perkembangan Pendidikan

Pendidikan telah berlangsung sejak awal peradaban dan budaya manusia. Bentuk dan cara pendidikan itu telah mengalami perubahan, sesuai dengan perubahan zaman dan tuntutan kebutuhan.

Dalam kurun waktu yang berbeda beberapa penulis seperti Thomson (1951), Saettler (1968), Ashby (1972), serta Ornstein dan Levine (1981) bependapat tentang awal pendidikan terstruktur dimulai pada sekitar tahun 500 SM oleh kaum Sufi (Sophist). Mereka ini disebut sebagai “penjaja pengetahuan” (knowledge peddlers-Saettler), atau “guru pengelana” (wandering teachers – Ornstein & Levine), karena mereka menawarkan pendidikan secara berkeliling, dan tidak menenetap di suatu tempat. Oleh Ashby, berlangsungnya pendidikan yang dilaksanakan oleh kaum Sufi itu dinyatakan sebagai terjadinya revolusi pertama dalam bidang pendidikan.

Revolusi ini terjadi dengan diserahkannya pendidikan anak dari orangtua kepada orang lain yang berprofesi sebagai “guru”. Beberapa tokoh “guru pengelana” tersebut adalah Socrates (469 – 399 SM), Plato (439 – 347 SM), dan Aristoteles (384 – 322 SM). Socrates diketahui sebagai seorang filsuf yang mengajarkan bagaimana cara memperoleh kebenaran, keindahan dan kebajikan.

Cara mengajar terutama dilakukan dengan dialog lisan berdasarkan suatu masalah yang ada dalam kehidupan keseharian. Dengan dialog tersebut pada akhirnya akan dapat diperoleh hakekat tentang kebenaran, keindahan dan kebajikan. Cara dialog sampai sekarang masih banyak digunakan, dan bahkan seringkali disebu sebagai metode Socratic.

Salah seorang murid Socrates yang terkenal adalah Plato. Kalau Socrates mengajar secara lisan dengan dialog, Plato menulis buku Protagoras, Republic, dan Laws. Plato berpendapat bahwa kebenaran, kebajikan, keindahan dan keadilan adalah bersifat universal

Salah seorang murid Plato yang terkenal adalah Aristoteles. Aristoteles ini juga dikenal sebagai tutor raja Iskandar Agung (Alexander the Great). Dia mendirikan lembaga pendidikan yang disebut Lyceum. Aristoteles menekankan perlunya pendidikan sebagai landasan perkembangan kebudayaan. Kalau pendidikan diaba-kan, maka masyarakat akan terpuruk. Oleh karena itu dia menganjurkan adanya kewajiban bersekolah. Isi pelajaran di sekolah tidak jauh berbeda dengan pendapat gurunya, Plato.

Jan Komensky (Comenius 1592 –1970) seorang pendidik yang berasal dari Moravia, dan memperoleh pendidikan tinggi di Jerman. Lomensky berpendapat bahwa:

1. lingkungan sekolah harus didasarkan pada prinsip pertumbuhan dan perkembangan anak secara wajar, dengan memperbolehkan berbagai kegiatan yang sesuai.

2. pengajaran harus berlangsung dalam suasana yang menyenangkan, antara lain dengan menggunakan bahasa yang dikenal dan mempre-sentasikan obyek yang dikenal pula.

Jean Jacques Rousseau (1712 - 1778) adalah seorang ilmuwan dan politisi Perancis kelahiran Swiss, yang banyak menaruh perhatian pada filsafat sosial dan pendidikan. Rousseau dikenal dengan suatu buku novel yang ditulisnya dengan judul Emile. Dia berpendapat antara lain bahwa masyarakat telah memenjarakan anggotanya melalui serangkaian lembaga. Anak-anak harus dibebaskan dari penjara yang paling menekan, yaitu sekolah yang mengharuskan anak untuk menerima gagasan, kebiasaan dan perilaku yang telah ditentukan sebelumnya.

Johann Pestalozzi (1747 – 1827) adalah seorang pendidik Swiss yang pendapatnya cenderung mendukung Rousseau. Dia sependapat dengan Rousseau bahwa pada hakekatnya semua manusia itu terlahir dengan baik, tetapi dapat rusak tertular oleh masyarakat yang koruptif, yang tercermin antara lain dengan sekolah tradisional yang membosankan dengan hanya menekankan pada pengulangan dan penghafalan.

Belajar menurut Pestalozzi terjadi karena adanya rangsangan penginderaan. Ia juga berpendapat bahwa pembelajaran harus mengikuti perkembangan alamiah : konkrit ke abstrak, lingkungan dekat ke jauh, mudah ke sukar, gradual dan kumulatif.

Friedrich Froebel (1782 – 1852) merupakan seorang pendidik Jerman yang sangat dikenal dengan konsep pendidikan bagi anak usia dini yang disebut ”kindergarten”. Yang agak mengherankan kita adalah bahwa Froebel memulai karirnya sebagai seorang rimbawan, kimiawan, dan kemudian sebagai kurator musem, sebelum akhirnya terjun dalam dunia pendidikan.

Johann Herbart (1776 – 1841) adalah seorang filsuf Jerman yang dikenal dengan kontribusinya dalam bidang pendidikan moral dan metodologi pembelajaran. Menurut Herbart, tujuan akhir pendidikan adalah perkembangan moral. Manusia pada dasarnya merupakan mahluk yang baik, tetapi kalau moral dan pengetahuannya tida dikembangkan, maka mereka cenderung membuat kesalahan. Oleh karena itu ada dua kelompok ajaran yang perlu diberikan adalah pengetahuan dan etika. Proses pendidikan menurut Herbart sebaiknya berlangsung dalam lima tahap : persiapan, presentasi, asosiasi, sistematisasi, dan aplikasi.

Herbert Spencer (1820 – 1903) adalah seorang teoritisi social Inggris yang mencoba menyesuaikan teori evolusi biologis dari Darwin dengan teori sosiologi dan pendidikan. Spencer berpendapat bahwa manusia berkem-bang melalui serangkaian tahapa evolusi, mulai sederhana menjadi kompleks, dari seragam menjadi beragam. Menurut pendapatnya, individu yang paling kuat dalam satu generasi akan selamat (survival of the fittest), oleh karena itu pendidikan harus dikembangkan manusia mampu bertahan hidup, mampu menguasai kegiatan secara efisien, dan mampu meningkatkan efektivitas kinerja dalam hidup.

John Dewey (1859 – 1952) dianggap sebagai Bapak pendidikan Amerika Serikat. Sebelumnya, praktek pendidikan di AS didasarkan pada konsep dan gagasan yang dilahirkan oleh ahli-ahli dari Eropa. Menurut Dewey, pendidikan merupakan proses sosial dimana anggota masyarakat yang belum matang (terutama anak-anak) diajak ikut partisipasi dalam masyarakat

Dewey juga terkenal dengan metode ilmia yang dikenal dengan metode reflektif (reflective method). Metode itu berlangsun dengan langkah-langkah berikut :

1. Pemelajar (learner) mempunyai pengalaman langsung dari keterlibatannya dalam suatu kegiatan yang diminati.

2. Berdasarkan pengalaman tersebut pemelajar mempunyai masalah khusus yang merangsang pikirannya.

3. Pemelajar mempunyai atau mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut.

4. pemelajar mengembangkan berbagai kemungkinan dan solusi tentatif untuk memecahkan masalah dan,

5. Pemelajar menguji kemungkin-an dengan jalan menerapkannya untuk memecakan masalah.

Ivan Illich (1926 – 1990) adalah seorang imam Katolik yang semula bertugas membina umat pastoral warga Puerto Rico di kota New York. Ia merupakan kritikus pendidikan yang dianggap radikal. Sewaktu dia bertugas di Mexico, dia meluncurkan pendapatnya tentang masyarakat bebas sekolah (deschooling society). Menurut pendapatnya, selama ini pendidikan di sekolah telah membelenggu perkembangan pribadi dan masyarakat, oleh karena itu kalau masyarakat mau maju harus dibebaskan dari sekolah, masyarakat akan berkembang melalui jaringan belajar.

Paulo Freire ( ? – 1997) adalah seorang ahli pendidikan Brazilia, dan pernah menjabat sebagai sekretaris Departemen Pendidikan Kota Sao Paolo. Dalam posisinya 6 itu dia telah berusaha menerapkan teori dan konsep pendi-dikannya, yang banya menghadapi tantangan dari mereka yang berpandangan konservatif. Menurut Freire pendidikan adalah usaha memanusiakan manusia, tujuan pendidikan adalah pembebasan yang permanen. Pembebasan permanen ini berlangsung dalam dua tahap :

Pertama tahap kesadaran akan penindasan, dan kedua membangun kemantapan dengan aksi budaya yang membebaskan.

Ki Hajar Dewantara (1889 – 1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman Siswa. Dia lebih terkenal dengan filsafat pendidikannya “tut wuri handayani, ing madya mangun karsa, ing ngarsa sung tulada”. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pendidikan dengan istilah “tri-nga” (tiga”nga” – “nga” adalah huruf terakhir dalam abjad Jawa Ajisaka). “Nga” pertama adalah “ngerti” (memahami atau aspek intelektual), “nga” kedua “ngrasa” (merasakan atau aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakoni” (mengerjakan atau aspek psikomotorik). Rumusan ini telah dilakukan sekitar 20 tahun sebelum Bloom dkk.

merumuskan taksonomi tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran dan tenaga.

Mohammad Syafei (1896 – 1969) seorang tokoh pendidikan yang mendirikan sekolah Kayutanam di Sumatera Barat. Dasar pendidikan menurut Syafei adalah : berpikir secara logis dan rasional dan meninggalkan cara berpikir mistik dan takhayul; isi pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat; dan kegunaan hasil pendidikan untuk kemajuan masyarakat.

Perkembangan Teknologi

Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu, karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban, sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah “teknologi” berasal dari “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan.Jadi secara harfiah teknologi dapat diartika dengan pengetahuan tentang cara. Pada awal peradaban misalnya, manusia memasak makanan dengan memanggang di atas api kayu bakar. Kemajuan peradaban kemudian dilakukan pemanggangan dengan api arang, dengan api kompor minyak tanah, kompo gas, kompor listrik dan oven microwave. Perkembangan ini menunjukkan teknologi dengan sarana yang berbeda dalam memproses makanan.

Pengertian teknologi sendiri menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Jaques Ellul (1967:xxv) memberi arti teknologi sebagai "keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efi-siensi dalam setiap bidang kegiatan manusia."

Iskandar Alisyahbana (1980:71) mendefinisikan teknologi sebagai "cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera dan otak manusia.

Sedangkan Baiquni (1979:49) mengartikan teknologi sebagai "hasil penerapan sistematik dari sains, yang merupakan himpunan rasionalitas insani kolektif, untuk memanfaatkan hidup dan mengendalika gejala-gejala di dalam proses produktif yang ekonomis".

Sumitro Djojohadikusumo yang juga dikutip Romo Mangun, mengartikan hakekat teknologi sebagai pengetahuan yang sistematik disertai dengan penerapan hasil pengetahuan sebagai kegiatan dalam perkembangan masyarakat.

AECT dalam buku The Definition of Educational Technology (1977) mengutip pendapat Hoban yang menyatakan bahwa “teknologi bukanlah sekedar mesin dan orang. Teknologi merupakan perpaduan yang kompleks dari organisasi manusia dan mesin, idee, prosedur, dan pengelolan.”. Sedangkan Finn dikutip dengan pernyataannya bahwa “Teknologi mencakup proses, sistem, pengelolaan dan mekanisme kontrol, baik yang mengangkut manusia maupun bukan manusia, dan lebih dari itu adalah merupakan suatu cara memandang permasalahan ditinjau dari sudut kepentingan, kesulitan, kelayakan teknis pemecahannya, dan nilai ekonomi.”

Teknologi dapat dibedakan menjadi dua macam. Yang pertama dan yang lazim kita kenal adalah teknologi fisik atau mekanik yang ditandai oleh mesin, alat dan perangkatnya. Yang kedua kurang sekali di kenal sebagai teknologi, yaitu teknologi sosial yang merupakan tatanan atau acuan yang ditetapkan oleh orang lain dalam mengorganisasikan manusia dan lingkungan-nya, serta hal-hal yang mengatur tugas, fungsi, wewenang dan kekuasaan.

Butir-butir pelajaran yang terkandung dalam teknologi dapat disimpulkan meliputi hal-hal berikut :

1. Diperlukan pendekatan yang bersistem secara menyeluruh. Tidak hanya sistem mikro yang diperhatikan, namun juga sistem meso dan makro.

2. Perlu adanya diversifikasi tanggung jawab dan bersamaan dengan itu adanya spesialisasi yang senantiasa ditingkatkan.

3. Perlu ada koordinasi yang baik dalam artian waktu dan gerak. Ada hubungan antar komponen, ada kesinambungan dalam tatakerja, dan ada ketergantungan satu sama lain. Dengan koordinasi yang baik, maka pengawasan dapat pula , dilakukan dengan baik.

4. Perlu adanya disiplin yang tinggi, terlebih-lebih disiplin internal yang didasarkan pada rincian tugas dan tanggung jawab yang telah ditentukan dan/atau tela disepakati.

5. Perlu adanya pengelolaan yang lebih terbuka dan tidak birokratis.

Perkembangan Awal Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan sebagai suatu disiplin keilmuan, pada awalnya berkembang sebagai bidang kajian di Amerika Serikat. Meskipun demikian menurut beberapa penulis Amerika Serikat diakui bahwa para pendahulu atau nenek-moyang (forefathers) teknologi pendidikan kebanyakan berasal dari luar Amerika Serikat.

Saettler berpendapat bahwa sumber tumbuhnya teknologi pendidikan dapat ditelusuri sampai kaum Sufi, dengan cara mereka “menjajakan pengetahua-nya.” Bahkan menurutnya cara dialog seperti dilakukan oleh Socrates sampai sekarang masih digunakan sebagai metode pemecahan masalah (problem-solving method).

Menurut Finn, tahun 1920an adalah awal perkembangan teknologi pendidikan. Istilah dan definisi formal pertama yang berhubungan dengan teknologi pendidikan pada saat itu adalah “pengajaran visual”. Yang dimaksud dengan pengajaran visual adalah kegiatan mengajar dengan menggunakan alat bantu visual yang terdiri dari gambar, model, objek atau alat-alat yang dipakai untuk menyajikan pengalaman konkrit melalui visualisasi kepada siswa. Tujuan penggunaan alat bantu visual adalah untuk :

1. memperkenalkan , menyusun, memperkaya atau memperjelas konsep-konsep yang abstrak,

2. mengem-bangkan sikap yang diinginkan, dan

3. mendorong timbulnya kegiatan siswa lebih lanjut. Alat bantu visual umumnya diklasifikasi-kan mulai dari tingka kekonkritannya sampai dengan tingkat yang makin abstrak.

Arti penting dari sistem adalah pengertian adanya :

a) komponen-komponen dalam sistem,

b) integrasi kompornen-kompcnen itu, dan

c) peningkatan efisiensi sistem.

Pengembangan definisi pertama dilakukan oleh the Technological Development Project dari The National Education Association. Pada tahun 1963 disahkan definisi yang pertama sebagai berikut :

Komunikasi audiovisual yalah cabang teori dan praktek pendidikan, khususnya yang berkepentingan dengan rancangan dan pemanfaatan pesan yang mengendalikan proses belajar. Kegiatan ini meliputi perencanaan, produksi, seleksi, pengelolaan dan pemanfaatan komponen-komponen siste dan seluruh sistem instruksional. Tujuan praktisnya yaitu efisiensi pemanfaatan setiap metoda dan media komunikasi yang dapat menyumbang pengembangan potensi si-belajar secara penuh.

Model komunikasi audiovisual ini menekankan bahwa si-belajar merupakan bagian integral dari proses teknologi pendidikan, dan dengan membawa konsep dari teori belajar ke dalam model komunikasi unsur yang berupa respons dari si-belajar serta evaluasi dari respons tersebut. Model ini mengidentifikasikan dan mendefinisikan komponen-komponen khusus, dan tidak sekedar menyebutkan adanya komponen itu dalam sistem instruksional. Menurut Ely, komponen-komponen khusus itu adalah :

1. Pesan-pesan, yalah informasi yang ditransmisikan - isi dan artinya

2. Instrumentasi - media, menunjukkan sistem transmisi (bahan - dan peralatan yang tersedia untuk menyampaikan pesan) tertentu.

3. Orang, menunjukkan personal yang diperlukan untuk mengawasi atau membantu transmisi informasi atau presentasi.

4. Metoda adalah spesifikasi dan tehnik yang diperlukan untuk presentasi yang efektif

5. Lingkungan menunjukkan batasan atau pensyaratan dari kondisi tertentu dalam situasi instruksional.

Definisi kedua ini belum dianggap lengkap sehingga pada tahun 1972 Komis Definisi dan Terminologi AECT mengeluarkan definisi baru yang ketiga.

Teknologi pendidikan adalah suatu bidang yang berkepentingan dengan memfasilitasi belajar pada manusia, melalui usaha sistematik dalam identifikasi, pengembangan, pengorganisasian, dan peman-faatan berbaga macam sumber belajar serta dengan pengelolaan atas keseluruhan prose tersebut.

Definisi tahun 1977 yang merupakan definisi keempat, meliputi 16 bagian yang diharapkan dipahami sebagai suatu keseluruhan yang saling berkaaitan, sebab satu bagian saja tidak akan dapat memberikan penjelasan yang memadai. Definisi tersebut sbb :

Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, idee, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencarai jalan pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan maslah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Pemecahan masalah terjelma dalam bentuk sumber belajar yang dirancang, dipilih dan/atau digunakan untuk keperluan belajar, dan yang terdiri dari pesan, orang, bahan, perlatan, teknik, dan latar (lingkungan). Proses analisis masalah merupakan fungsi pengembangan pendidikan dalam bentuk riset/teori, desain, produksi, evaluasi-seleksi, logistik, pemanfaatan, dan penyebarluasan. Proses pengarahan dan koorinas merupakan fungsi pengelolaan pendidikan yang meliputi pengelolaan organisasi dan personil.

Beberapa dari ke enambelas bagian tersebut adalah :

1. Istilah “teknologi pendidikan” dibedakan dengan “teknologi instruksional” ; yang terakhir merupakan bagian dari yang pertama. Teknologi instruksiona berkepentingan dengan kegiatan belajar yang bertujuan dan terkendali. Prose pemecahan masalah merupakan komponen sistem instruksional.

2. Teknologi pendidikan dapat membentuk teori karena adanya gejala khusus yang menjadi perhatian, orientasim sistematika, identifikasi kesenjangan, yan melahirkan startegi baru melalui riset, prediksi dan prinsip

3. Teknologi pendidikan memiliki teknik intelktual yang unik dan tidak digunakan pada bidang lain, yaitu pendekatan yang sistematik yang menimbulkan efek sinergistik

4. Teknologi pendidikan merupakan suatu profesi dengan adanya pendidikan khusus, organisasi profesi dan aktivitas-aktivitas yang dilakukanannya.

5. Teknologi pendidikan beroperasi dalam konteks masyarakat yang lebih luas, dengan sikap kemandirian dan kebebasan intelektual, meniadakan hal-hal yan bersifat klise, dan berpihak pada kepentingan manusia dalam memenuhi tujua hidup.

6. Teknologi pendidikan bergerak dalam keseluruhan bidang pendidikan, dan mengusahakan terciptanya keseimbangan dan hubungan kerjasama yang selaras dengan berbagai profesi pendidikan lain.

Terjemahan buku ini ke dalam bahasa Indonesia diterbitkan oleh Ikatan profesi Teknologi Pendidikan Indonesia (IPTPI) sebagai Seri Pustaka Teknologi Pendidikan 12 pada tahun 2000. Definisi kelima tahun 1994 adalah sbb.: Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelol-aan, serta penilaian proses dan sumber untuk belajar.

Komponen dalam definisi adalah :

· Teori dan praktek

· Kawasan desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian

· Proses dan sumber

· Untuk keperluan belajar

Arah pertumbuhan teknologi instruksional menurut Finn sesuai dengan teori Rostow tentang lima tahap pertumbuhan dari masyarakat tradisional ke kebudayaan teknologi tinggi, yaitu :

1. masyarakat tradisional - i1mu dan teknologi tidak tersedia, atau tidak secara teratur dan sistematik diterapkan;

2. pra-kondisi untuk tinggal landas ada perubahan psikolo-is dan politis di masyarakat,yang menyebabkan orang dan lembaga bersedia menerima teknologi, dan pada saat mana telah terbentuk modal dasar masyarakat yang diperlukan;

3. tinggal landas - massa kritis prakondisi tercapai, dan beberapa inovasi teknolog yang berlangsung bertindak sebagai stimulus untuk berpikir teknologis;

4. beranjak dewasa - dipergunakannya proses teknologi yang lebih canggih dan rumit, sementara itu investasi masyarakat dalam piranti (tools) sebanyak 10 –20 ; dan

5. konsumsi massa yang tinggi - masyarakat menerapkan proses dan sumber teknologi dimana saja untuk setiap kesempatan.

Kembali pada Segitiga Acuan dari Ogden dan Ricard yang telah ditampilkan di muka, dapatlah disimpulkan bahwa :

1. Istilah yang digunakan Teknologi Pendidikan atau Teknologi Pembelajaran

2. Gagasannya adalah agar setiap orang mampu mengembangkan diri secara optimal dengan memperoleh kesempatan belajar melalui berbagai proses dan sumber

3. Dengan rujukan :

· Proses yang sistemik dan sistematik

· Aneka sumber yang dikembangkan dan/atau digunakan untuk belajar

· Bertolak dari bebagai teori yang relevan dan kenyataan empiri

· Adanya nilai tambah dalam mencapai tujuan kegiatan

· Bersifat inovatif karena harus menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan dan kebutuhan

Perkembangan di Indonesia

Perkembangan teknologi pendidikan di Indonesia boleh dikatakan mengikuti perkembangan yang ada di Amerika Serikat. Sepeti halnya yang terjadi di AS, perkembangan tersebut dapat dikatakan dimulai dengan diguna-kannya media atau alat peraga untuk menunjang kegiatan pengajaran. Bedanya adalah kalau di Amerika dengan demokrasi liberalnya memungkinkan tumbuh-nya pemikiran dan tindakan oleh masyarakat, maka di Indonesia dengan demokrasi terpimpinnya mengharuskan restu pemerintah untuk mengembang-kan pemikiran dan kegiatan.

Pada tahun 1955 didirikan BKTPG (Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru) di Bandung; suatu lembaga yang bertugas menyelenggarakan kursus tertulis bagi calo guru SD guna menyongsong program perluasan kesem-patan belajar yang lebih berkualitas. Lembaga ini telah berkembang fungsinya, dan setelah mengalami masa pasang surut, sekarang ini menjadi Pusat Peng-embangan Penataran Guru Tertulis.

Rapat koordinasi teras Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menggariskan kebijakan pengembangan teknologi komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan pada tahun 1975 sebagai berikut :

· Kegiatan harus bertolak dari kebijakan pendidikan yang sudah ada;

· Rencana kegiatan dikembangkan dari hasil analisis kebutuhan;

· Diprioritaskan program pemerataan mutu pendidikan;

· Dalam mengadakan pembaharuan di sekolah harus dimulai dari titik pangkal strategis yaitu guru;

· Media yang dikembangkan dan digunakan harus telah terbukri efektif;

· Dibentuknya unit kerja yang akan menangani dan memanfaatkan teknologi komunikasi untuk pendidikan dan kebudayaan;

· Pengembangan tenaga melalui latihan dalam berbagai aspek teknologi pendidikan;

· Pengembangan program teknologi pendidikan pada perguruan tinggi;

Perkembangan terminologi dalam bidang teknologi pendidikan bahkan telah menjadi bagian integral dalam sistem pendidikan. Istilah “pembelajaran” yang berfokus pada kondisi dan kepentingan pemelajar (learner centered) untuk menggantikan istilah “pengajaran” yang teacher centered, mulai diperkenalkan sejak tahun 1973, telah dipakai secara meluas, bahkan telah diakomodasikan dan bahkan dikuatkan dalam perundangan (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003). Demikian pula istilah “sumber belajar”, dan berbagai macam strategi pembelajaran.

Sistem dan strategi pembelajaran yang pada hakekatnya merupakan penerapa konsep universal dalam konteks Indonesia telah juga berkembang. Beberapa bentuk sistem dan strategi pembelajaran yang berkembang adalah :

· Sistem SMP Terbuka dan Universitas Terbuka yang telah berkembang ke seluruh pelosok, dan merupakan bagian integral sistem pendidikan nasional;



· Berkembangnya berbagai strategi belajar dan pembelajaran yang inovatif seperti belajar berbasis masalah, belajar berbasis aneka sumber, pembelajaran elaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran melalui televisi siaran (tvedukasi) dan lain-lain.

Learning Technology

Judul buku       :Learning Technology
Penulis             : Schmoller

Introduction



T
he Learning Technology outcomes support educators in developing school and class curriculum to enable learners to become literate with Information Communication Technologies (ICT) so they can take their place in our global knowledge society.
Being ICT literate means being able to choose and use ICT responsibly and ethically, to support critical and creative thinking about information and about communication as citizens of the global community.
ICT literate learners:
Ø  understand the role and impact of ICT and apply ethical, safe, responsible and legal standards in its use.
Ø  solve problems, accomplish tasks, and express creativity, both individually and collaboratively, using ICT.
Ø  acquire, organise, analyse, evaluate, and present information using ICT
Ø  use ICT to communicate effectively.
Ø  develop knowledge and ability in the use of ICT.
The Learning Technology section of the Northern Territory Curriculum Framework contains:
Ø  a Learning Progress Map of outcomes and Key Indicators for planning and assessing within each Key.
Ø  Growth Point or Band provides the opportunities for learners to achieve the outcome (P1 and the entire S strand).
Ø  a scope and sequence of indicators which lead to the demonstration of the outcome at each Key Growth Point or Band (P1 and the entire S strand).
Ø  links to evidence of learning where available at each Key Growth Point or Band.
Ø  a model for designing teaching and learning in learning technology including links to curriculum, pedagogy and assessment support materials.
Learning Progress Maps
            The renewal of the Learning Technology area of the NTCF has been based on a developmental learning model called the Structure of the Observed Learning Outcomes (SOLO).
The National Statements of Learning for ICT provide a description of the knowledge, skills, understandings and capacities that all learners in Australia should have the opportunity to learn in the area of ICT. The Learning Technology area of the NTCF directly incorporates or refl ects the National Statement of Learning for ICT:
Ø  National Educational Technology Standards for Students [NETS] (2007)
Ø  Netalert Cybersafe Schools
Ø  Literacy with ICT across the curriculum
Ø  Maryland Technology Literacy Standards for Students
Designing for Learning
There are a number of principles teachers must take into account when making Learning Technology integral to teaching and learning.
1.      Digital citizenship - This principle is articulated through the ICT in Society domain.
2.      Information Literacy - An appropriate design for the learning journey emphasises learner engagement and inquiry, based on questions posed by teachers and learners, and discussion.
3.      Multiliteracies - In the past, learners generally engaged with and developed critical literacies of written texts that included images.
4.      Connectivism - The rise of Web 2.0 has fundamentally changed the way learners construct knowledge.
Learners analyse the benefi ts, constraints and infl uence of social, legal and economic issues on useof the Internet and enabled devices
Ø  understand the benefi ts and risks associated with the use of chat rooms or instant messaging
·         analyse how chat rooms and instant messaging operate and the ways in which these technologies may expose users to unsafe activity
·         investigate how chat rooms and instant messaging technologies work in order to recognise when personal information is at risk
·         discuss the use of false identities in chat rooms or instant messaging and their potential for harm
·         describe the potential risks associated with participation in unmoderated chat rooms
·         use moderated chat rooms for specific educational purposes
·         examine and discuss real case studies of young people who have experienced emotional or physical harm resulting from encounters in chat rooms
Ø  understand the benefi ts and risks associated with e-commerce.
·         investigate Internet commerce and the technologies used for safe and secure transactions when buying or selling online.
·         examine safe approaches for submitting personal information online.
·         discuss financial safety issues involving online purchasing and online selling.
·         investigate the legal and economic implications of online transactions.
Ø  use a range of sophisticated research procedures for online learning.
Ø  validate content using credible external sources
·         develop processes and use tools with which to validate online content.
Ø  understand that specifi c websites target young people and attempt to improperly manipulate their views for racist or extremist purposes, or to recruit them to racist or extremist organisations.
·         discuss the limited censorship of the Internet and the consequences.
·         identify and discuss Internet content that either misrepresents the truth, racially vilifi es, or which may attempt to recruit learners to racist or violent organisations.
Band 5
·         consistently apply ethical codes of practice for the use of intellectual property and copyright material associated with learning technologies that take into account emerging issues and trends when using ICT.
·         critique ethical use of the intellectual property associated with learning technologies to comply with copyright laws and fair dealing provisions when using ICT and justify choices.
·         advocate for ethical use of intellectual property and copyright materials associated with learning technologies.
Band 4
·         explore the relationship between intellectual honesty, plagiarism, copyright laws, fair dealing provisions and the public domain and apply effective strategies for ethical use of intellectual property and copyright material associated with learning technologies in local and global contexts.
·         explain moral rights associated with learning technologies and comply with the Copyright Act pertaining to moral rights when using ICT in local and global contexts
·         evaluate own and others’ ethical use of intellectual property and compliance with copyright laws and fair dealing provisions associated with learning technologies and advocate for standards
Band 3
·         explain intellectual honesty and plagiarism associated with learning technologies and apply protocols for avoiding plagiarism
·         explain intellectual property, copyright, software piracy and fair dealing associated with learning technologies and comply with copyright laws and fair dealing provisions
·         explore and describe licensing types other than copyright and use creative works licensed under other licenses
·         evaluate ethical use of intellectual property and compliance with copyright laws and fair dealing provisions associated with learning technologies when required
·         support peers to ethically use intellectual property and comply with copyright laws and fair dealing provisions associated with learning technologies
Band 2
·         examine intellectual honesty and plagiarism associated with learning technologies and use strategies to avoid plagiarism
·         examine intellectual property, copyright and fair dealing provisions associated with learning technologies
·         comply with copyright laws and fair dealing provisions associated with learning technologies
Band 1
·         explore the concepts of intellectual honesty and plagiarism associated with learning technologies in an instructional setting
·         explore the concepts of intellectual property and copyright associated with learning technologies in an instructional setting
·         demonstrate ethical behaviours relating to the intellectual property associated with learning technologies in an instructional setting
KGP 3
·         explore the concept of the intellectual property associated with learning technologies in an instructional setting
·         explore ethical behaviours relating to intellectual property associated with learning technologies in an instructional setting
·         demonstrate ethical behaviours relating to the intellectual property associated with learning technologies in play-based and instructional settings

KGP 2
·         develop an awareness of the concept of the intellectual property ownership associated with learning technologies in play-based and instructional settings
·         develop an awareness of expectations of ethical behaviours relating to the intellectual property associated with learning technologies in play-based and instructional settings
·         demonstrate an ethical behaviour relating to the intellectual property associated with learning technologies in play-based and instructional settings
KGP 1
·         actively seek and anticipate interactions with familiar people, activities, objects and environments
·         use a limited repertoire of gestures, actions, vocalisation strategies to respond to a sensory cue related to a familiar event
Learners develop an awareness of signifi cant milestones in the history of the development of ICT
Ø  gather stories from adults about their past experiences with ICT
·         interview parents and other adult family members /friends and teachers about fi rst experiences with computers, peripherals and the Internet
Ø  read and view, discuss and present information about signifi cant events in the history of the development of computers, peripherals,electronic communi-cations and the Internet
·         identify the development of the fi rst analogue computer in 1925, the fi rst ENIAC (Electronic Numerical Integrator And Computer) in 1943-45, the fi rst commercially available computer in 1951, invention of the mouse in 1963, launch of the fl oppy disc in 1970, launch of the fi rst personal computer in 1975, the fi rst ink jet printer in 1976, the fi rst IBMTM personal computer in 1981
·         describe the rise of signifi cant computing companies such as IntelTM in 1968, MicrosoftTM in 1975, AppleTM in 1976, CompaqTM in 1982
·         describe the advent of electronic communications including the fi rst email sent between two machines in 1971, the birth of the World Wide Web in 1990
·         name some changes that have taken place in the last 10 years in relation to ICT
Ø  reflect on whether understanding the history of the development of ICT assists learners to understand the impact of ICT on society and predict future use and impact of ICT on society when required
Learners demonstrating evidence of Band 5 for example
·         use advanced search techniques to minimise hits on requests, eg use of Boolean operators: and, or, not, +, wildcards, eg learning+technology
·         select information from primary and secondary electronic sources using advanced search techniques
·         access advanced functions of meta search engines, to effectively gather appropriate information, eg Copernic, Dogpile.
Learners demonstrating evidence of Band 4 for example
·         locate web sites using a range of methods, eg links, URL’s, bookmarks, search engines
·         search the Internet for web sites that suit selected learning outcomes
·         debate the advantages and disadvantages associated with searching for information electronically [Col 3]
·         use collaborative electronic tools to investigate curriculum related problems or issues, eg elearning environments [Col 3]
·         select the most appropriate search engine to gather information quickly and effi ciently
·         use meta search engines to maximise fi ndings, eg Copernic, Dogpile
·         use some advanced search strategies for limiting or increasing search engine results, when directed, eg narrower or broader keywords, synonyms, Boolean operators.
Learners demonstrating evidence of Band 3 for example
·         use appropriate terminology when using search engines
·         read headings and blurbs on search engine results to determine relevance of links
·         explain some advantages and disadvantages associated with searching for information electronically
·         use key words to locate relevant information using various electronic resources, eg library catalogue, Internet
·         use simple search engines, eg Yahooligans
·         select and use appropriate technology tools and resources to accomplish a research task.
Learners demonstrating evidence of Band 2 for example
·         suggest words required to effectively search electronic sources, eg library catalogue, Internet
·         use menus and icons to locate relevant information from familiar sources, eg CD ROMs
·         locate book marked or linked web sites
·         conduct simple searches employing various search engines and using single or combined key words
·         use ‘browse’ mode available on various search engines, eg Yahooligans
·         list advantages and disadvantages associated with searching for information electronically [T&D]
·         use content specifi c electronic sources to support and enhance research, eg simulations, web sites, CD ROMs
·         use technology to locate information from various sources, eg web favourites, web links, library catalogue, CD ROM menus
·         use appropriate technology tools and resources to accomplish research tasks [T&D].
Learners demonstrating evidence of Band 1 for example
·         conduct a topic or keyword search to locate relevant information in a library catalogue, with some assistance
·         suggest words to use when conducting an Internet search
·         discuss ways to search for information using various forms of Learning Technology [Col 1]
·         participate in research activities where the teacher models locating web sites using various strategies, eg simple search, URL, links, bookmarks
·         use technology to locate information from various sources, with assistance, eg links or book marked websites, library automated catalogue, CD ROM
·         use topic specifi c multimedia programs and encyclopedias to gather information, with assistance.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 3 for example
·         conduct a simple topic or single key word search of a library catalogue to locate relevant resources, with teacher assistance
·         using teacher talk, retell the steps of how to access information after searching for a given topic
·         work together to decide on questions related to a given topic to be used to aid searches [T&D].
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 2 for example
·         choose a cell, icon, key, button or switch to hear information stored electronically, eg cell on electronic communication device
·         suggest key words that the teacher can use to search for information on a given topic
·         select a topic to search electronically, eg a library catalogue, access bookmarked resources.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 1 for example
·         select a cell, icon, key, button or switch to hear the information stored electronically, with assistance, eg cell on electronic communication device.
Learners demonstrating evidence of Band 5 for example
·         sensitively select electronically accessed information relevant to a particular topic
·         assess the authority, reliability and validity of electronically accessed information
·         critically appraise electronic data by using the Information Literacy process, ie defi ne, locate, select, organise, present and evaluate
·         record a bibliography of sources including title, author, URL, date of access, date of creation and copyright details.
Learners demonstrating evidence of Band 4 for example
·         evaluate the relevance of electronically accessed information applicable to a particular topic
·         evaluate the authority and reliability of electronic sources
·         analyse multiple sets of information and reject low quality or unverifi able data [T&D-Cri]
·         select sites aimed at appropriate level for own learning and needs
·         create a reference list of electronic sources, eg title, author, URL, date created, last modifi ed.
Learners demonstrating evidence of Band 3 for example
·         recognise that not all websites are credible and that Universal Resource Locators (URL’s) can help determine validity of source based on the suffi x or fi le extensions, eg ‘.gov’ means government resources, ‘.edu’ means educational or research sites, ‘.com’ means commercial sites
·         recognise that information serves different purposes and that data from electronic sources may need to be verifi ed to determine accuracy or relevance
·         determine the purpose of websites for bias or agendas, detecting obvious viewpoints, before selecting relevant information
·         compare and contrast information from similar types of electronic sources [T&D]
·         compare and use various electronic and non-electronic sources of information [T&D]
·         visually scan on-screen electronic sources for relevant information using recording software where appropriate, eg word processing, templates, note pad
·         use visual skimming and scanning skills to assess readability and relevance of electronic sources, eg URLs to help validate reliability of source
·         evaluate the appropriateness and accuracy of information located on electronic sources [T&D]
·          record resources accessed to form the basis for a reference list, eg title, author, URL [T&D].
Learners demonstrating evidence of Band 2 for example
·         evaluate credibility through simple checklists, eg Section 6 of Internet Insights for Teachers 2001 by Judith Evans
·         determine the appropriateness of information to a specifi c topic or question located on anelectronic source, with assistance [T&D]
·         participate in teacher led discussion on the purpose of various web sites, eg personal, educational, propaganda, persuasion
compare information found in various texts and electronic sources looking for discrepancies or variations, with guidance, before selecting relevant information
·         scan on-screen, electronic sources for relevant information without printing
·         compare and examine information gathered through research using software and web based sources
·         analyse and evaluate various information contained on websites for research purposes
·         use software designed to assist in organising tasks, eg Kidspiration
·         highlight, copy and paste relevant information in small chucks from electronic sources to a word processing document
·         use email to gather and contribute information
·         list electronic resources accessed, eg URL, date accessed.
Learners demonstrating evidence of Band 1 for example
·         identify whether an electronic source is fact or fi ction
·         judge the appropriateness of an electronic source in relation to a specifi c topic or question, eg pictures, headings, key words [T&D]
·         classify teacher chosen websites according to a set criteria
·         view and compare various Internet sites related to a similar theme/topic
·         skim electronic sources for relevant keywords and graphics
·         retrieve relevant information from a database, CD ROM, or other shared fi le
·         use an application to represent and map concepts (defi ning), eg Kidspiration, simple drawing programs
·         discuss possible electronic sources to fi nd relevant information for a given topic
·         analyse and discuss various teacher selected websites and the information they hold for research related purposes.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 3 for example
·         judge the appropriateness of electronic resources, with assistance, eg pictures, headings, keywords [T&D]
·         view various teacher selected Internet sites and discuss similarities and differences between sites
·         use simple visual scanning skills to make keyword selection using electronic sources, eg multimedia software, age appropriate web sites
·         view, discuss and compare various teacher selected websites related to similar topics.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 2 for example
·         view and comment on various teacher selected Internet sites related to a given topic, eg ‘This one has interesting pictures.’
·         use simple visual scanning skills to choose from a range of electronic sources, eg answers to simple questions, appropriate greetings, express feelings and needs.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 1 for example
·         use simple visual scanning skills to choose from a range of electronic sources, with assistance, eg teacher asks a question relating to visuals on the screen and the student answers simple questions, uses appropriate greetings, expresses feelings and needs.
Learners demonstrating evidence of Band 5 for example
·         demonstrate competent use of word processing conventions to independently publish a document, paying attention to layout that incorporates advanced functions, eg use of templates/masters, style sheets
·         use advanced software packages to input text or data, eg web design, graphic manipulation software, desktop publishing
·         combine different documents to manipulate information, eg spreadsheet into a word processing document, mail merge
·         use advanced functions in software programs, eg style sheets, track changes, different formats for translation of data into graphic representations
·         design, create and modify a database demonstrating advanced functionality to record and manipulate information
·         interact with concept mapping software to analyse a social issue, eg Inspiration, Mind Manager
·         manipulate data by using charting and graphing to test inferences and probabilities [T&D-De]
·         investigate and solve problems when organising and manipulating information, eg concept mapping tools [T&D-Pr].
Learners demonstrating evidence of Band 4 for example
·         select appropriate programs to input text or data for different purposes, eg word processor, spreadsheet, web page
·         apply effective word processing practices to format and publish text and graphics, eg format conventions, margins, tables, layout, style
·         use programs to present information in an electronic form for a given audience, eg web design software
·         use a range of tool bar functions to manipulate data, eg sorting, graphing
·         use a spreadsheet program to display, interpret and modify graphs
·         design, create and modify a database to record and manipulate information for a specific purpose
·         interact with concept mapping software to plan and revise essays and speeches, eg Inspiration.
Learners demonstrating evidence of Band 3 for example
·         record relevant information located in electronic sources using electronic modes, eg templates, word processing, note pad
·         use a range of technology tools to process, capture and record information, eg databases, spreadsheets, charts, word processor, digital camera
·         design, develop and organise a simple database, with assistance
·         compose, revise and edit word processing documents using formatting conventions, eg tabs, columns, graphics, text wrap, headers and footers
·         use toolbar functions to modify or adapt data for a particular purpose, eg highlighting, bold, italicised, cutting
·         use spreadsheet programs to display data and construct simple graphs from raw data for further purposes
·         describe the functions of familiar programs to appropriately manipulate and present information, eg cutting and pasting, enlarging an image
·         discuss the recording format of electronically sourced information and its usefulness, eg website, CD ROM, digital images [Col 1]
·         manipulate concept mapping software to assist in manipulating information, eg Inspiration, templates [T&D]
Learners demonstrating evidence of Band 2 for example
·         demonstrate the basic skills involved in self editing/correction during word processing, eg spell check, thesaurus
·         use tables to record selected information
·         record information electronically using a familiar program in a clear and precise way, for others to view by using self editing techniques
·         design and develop a simple class database related to class work or interest area, eg Hyperstudio, Claris Database
·         use word processing conventions to format and publish original text, eg editing tools, alignment, copy/paste, spacing
·         explain different ways that information is recorded electronically and give concrete examples of certain program usage, eg presentation software, web design software
·         use and explain the purpose of tools and skills to manipulate documents in a variety of ways,eg copy, paste, cut, insert, move
·         use appropriate software to assist with simple concept mapping (defi ning), eg Kidspiration, KidPix, draw/paint.
Learners demonstrating evidence of Band 1 for example
·         use basic word processing conventions to present simple stories, eg punctuation keys, text wrap, fonts and styles
·         develop self-editing skills on the computer, eg editing from the screen
·         record information electronically in simple language and plain text for others to view
·         discuss ways that information is presented in various electronic forms [T&D]
·         use software to express words and pictures, eg KidPix, drawing, paint
·         experiment and use simple functions, eg copy, paste, cut, move.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 3 for example
·         use a word processing document to record own name and a simple sentence with appropriate conventions, eg shift for capitals, space bar discuss the recording format of electronically sourced information, eg web site, digital images,CD ROM
·         recognise, establish and choose ways to edit or delete information, eg backspace, delete, cut tool, arrow keys, enter key
·         explore and experiment with various software that enables presentation of information, eg KidPix, painting, drawing.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 2 for example
·         use a word processing document to record simple information, eg recording name, address and age, single words to accompany illustrations
·         use icons on desktop
·         use the mouse to highlight specifi c areas and, with guidance, follow the steps to delete or change the information in various simple, single step ways
·         create a drawing or text for printing purposes
·         collect printed items from printer.
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 1 for example
·         create a drawing or text for printing purposes, with assistance
·         recognise mouse to screen link
·         use icons on desktop, with assistance
·         attend to screen
·         use mouse, switch, keyboard, extended keyboard appropriately, with assistance
·         use an adaptive word processing program to record simple information, with assistance, eg name, address, age
·         collect printed item from printer, with assistance.
Learners demonstrating evidence of Band 5 for example
·         evaluate the appropriateness of the Learning Technology used to investigate or solve a problem
·         use various forms of technology to solve numerical problems, eg sort data, organise and classify information, graphic calculators, spreadsheets, databases
·         investigate and solve problems of prediction, calculation and inference, eg simulation games
·         use graphic organisers to present connections between ideas and information in a problemsolving environment, eg mind mapping, fl ow charts
·         design and create a ‘scaffold’ highlighting how a software application can be used to meet task requirements. Learners demonstrating evidence of Band 4 for exampl
·         identify appropriate electronic materials and tools that can be used to accomplish a plan of action
·         evaluate problem-solving choices, then redefi ne the plan of action as appropriate
·         articulate clearly a plan of action that uses Learning Technology to solve a problem
·         create a solution to a problem using software to demonstrate the solution, eg simulation programs
·         create a simulation or model by using technology that permits inferences to be made
·         pose and test solutions to problems by using computer applications, eg Computer Aided Design (CAD) simulation software
·         participate in online projects that involve decision-making and problem-solving to reach an end point, eg Web Quests, ASX Schools Sharemarket Game [Col 3].
Learners demonstrating evidence of Band 3 for example
·         compare various forms of technology for appropriateness in problem-solving
·         list steps in a plan of action using technology to help in the decision-making process
·         participate in online projects to locate, gather and contribute information, including web and email based projects [Col 3]
·         generate alternative solutions to problems by using Learning Technology to facilitate the process.
Learners demonstrating evidence of Band 2 for example
·         choose most appropriate program to complete a task and use a selection of tools to achieve project goals
·         make a variety of decisions in relation to a project and apply related problem-solving strategies
·         participate in online projects to locate, gather and contribute information [Col 3]
·         explain how to perform a task using a technological resource, clearly outlining the steps involved
·         evaluate and answer questions based on a self produced Learning Technology enhanced task.
Learners demonstrating evidence of Band 1 for example
·         complete a task using a selection of electronic tools considered most appropriate for the designated task
·         make decisions in relation to a teacher directed task and apply related problem-solving strategies, eg complete a pictograph with given data and create a variety of ways to complete a task with set restrictions (such as create different houses using a paint program, make a house using only shapes)
·         respond to questions about self produced Learning Technology enhanced tasks
·         ask questions about a peer produced Learning Technology enhanced task, eg ‘Can you show me how you added the pictures?’. [Col 3]
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 3 for example
·         draw/paint a self chosen picture using a selection of paint tools, with assistance
·         use computer software that fosters creativity, eg KidPix, Zoombinis
·         make decisions in relation to a teacher directed task and apply related problem solving strategies, eg type your name and decorate around it using KidPix
·         share some of the steps involved in producing a Learning Technology enhanced task, eg ‘First I drew a box then I used colour to put inside it.’ [Col 3]
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 2 for example
·         explore with open ended software, eg KidPix
·         draw/paint a picture using basic paint/draw tools under teacher direction, eg pencil or brush only
·         participate in a group task under teacher direction to make decisions and use problem-solvingstrategies that are directly related to set task [Col 3]
·         ask questions of a peer produced Learning Technology enhanced task, eg ‘How long did it take you to create?’
Learners demonstrating evidence of Key Growth Point 1 for example
·         experience open ended software,

·         with assistance.