Penulis :
B.R.Hergenhahn, Matthew H.Olson
BAB 1
Apa itu belajar?
Ringkasan
B
|
elajar (learning) menurut
American Heritage Dictionary mendefisikannya sebagai berikut: “to gain
knowledge, comprehension, or mastery through experience or study” (untuk memperoleh
pengetahuan, pemahaman, atau penguasaan melalui pengalaman atau studi). Definisi
yang lain dikemukakan oleh kimble yaitu: belajar sebagai akibat dari reinforced
practice.
Mari
kita telaah sedikit lebih dalam terlebih dahulu. Pertama, belajar diukur
berdasarkan perubahan dalam perilaku; dengan kata lain, hasil dari belajar
harus selalu dierjemahkan kedalam perilaku atau tindakan yang dapat diamati.
Kedua, perubahan behavioral ini relatif permanen; artinya hanya sementara dan
tidak menetap. Ketiga, perubahan perilaku itu tidak selalu terjadi secara
langsung setelah proses belajar selesai.Keempat, perubahan perilaku atau
potensi behavioral berasal dari pengalaman atau praktik. Kelima, pengalaman,
atau praktik, harus diperkuat;artinya, hanya respons-respons yang menyebabkan
penguatanlah yang akan di pelajari.
APAKAH BELAJAR PASTI MENGHASILKAN
PERUBAHAN PERILAKU ?
Sebuah
ilmu pengetahuan atau sains membutuhkan pokok persoalan yang diamati, dapat
diukur, dan dalam ilmu psikologi, pokok persoalan itu adalah perilaku. Jadi
apapun yang kita pelajari dalam psikologi, harus diekspresikan melalui, tetapi
ini bukan berarti bahwa belajar adalah sebuah perilaku. Kita mempelajari
perilaku sehingga kita bisa mengambil kesimpulan mengenai proses yang diyakini
merupakan sebab dari perubahan perilaku yang kita lihat proses itulah dinamakan
belajar. Menurut Skinner adalah
perubahan perilaku merupakan proses belajar itu sendiri dan tak perlu lagi ada
proses lain yang harus disimpilkan.
Kecuali
penganut Skinner,kebanyakan teoretisi belajar memandang bahwa belajar sebagai
sebuah proses yang memperantarai perilaku. Menurut mereka belajar adalah
sesuatu yang terjadi sebagai hasil atau akibat dari pengalaman dan mendahului
perubahan perilaku,berikut diagram variabelny:
![]() |
![]() |
||||
![]() |
|||||
Seberapa Permanenkah Relaif
Permanen Itu ?
Hasil darri belajar akan terus
menetap sampai ia dilupakan atau muncul hasil belajar baru yang menggantikan
hasil belajar yang lama. Jadi, keadaan temporer dan proses belajar akan
memodifikasi perilaku, tetapi lewat belajar itulah modifikasi tersebut akan
relatif lebih permanen,namun tidak bias ditentukan secara pasti.
Penerimaan
kualifikasi “relatif permanen” dalam definisi belajar juga akan menentukan
apakah proses sensitization (sensitisasi) dan habituation (habituasi).
Sensitisasi adalah proses dimana suatu organism menjadi lebih responsif
terhadap aspek tertentu dari lingkunganya. Habituation adalah proses dimana
suatu organisme menjadi kurang responsif
pada lingkunganya.
Belajar dan Performa/Tindakan
Potensi untuk bertindak secara
berbeda adalah berasal dari belajar, meskipun perilakunya tidak di pengaruhi
dengan segera.
Mengapa Kita Mengacu pada Praktik atau
Pengalaman ?
Perilaku yang lebih sederhana adalah
hasil dari reflek. Sebuah reflek dapat didefinisikan sebagai respons yang tak
dipelajari lebih dahulu atau respons pembawaan internal dalam rangka bereaksi
terhadap sekelompok stimuli tertentu.Perilaku yang kompleks adalah warisan
genetis, maka perilaku itu akan disebut sebagai contoh dari instinct
Pembentukan keterkaitan antara
organisme dengan objek environmental dinamakan imprinting (penamaan). Imprinting
hanya terjadi pada satu critical period (periode krisis),jika satu oranisme
melakukan satu pola tindakan itu tidak bias dikatakan sebagai perilaku yang
dipelajari.
Apakah Belajar Berasal dari Jenis
Pengalaman Spesifik ?
Menurut Kimble (1961), belajar dari
praktik yang diperkuat. Dengan kata lain, hanya perilaku yang diperkuat yang
akan dipelajari.
Definisi Belajar yang Dimodifikasi
Belajar adalah perubahan perilaku
atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dari pengalaman dan
tidak bisa dinisbahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer )
seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan.
APAKAH ADA PERBEDAAN ANTARA JENIS-JENIS BELAJAR ?
Conditioning
(pengkondisian, pensyaratan) adalah istilah yang lebih spesifik yang dipakai
untuk mendeskripsikan proseedur aktual yang dapat memodifikasi perilaku,ada dua
jenis pengkondisian,instrumental dan classical.
Pengkondisian klasik
Pengkondisian klasik sebagai
berikut:
1. Sebuah
stimulus,seperti makanan. Stimulus yang menyebabkan reaksi natural dinamakan
unconditioned stimulus (US). Reaksi natural dan otomatis terhadap unconditioned
stimulus dinamakan unconditioned response(UR)
2. Suatu
stimulus netral (stimulus yang tidak menimbulkan UR), stimulus netral dinamakan
conditioned stimulus (CS)
3. Setelah
CS dan US dipasangkan beberapa kali, dengan CS selalu mendahului US, kemudian
disajikan CS saja, dan organisme itu akan mengeluarkan air liur. Dalam
pengkondisian klasik, penguatan tidak bergantung pada respons nyata yang dibuat
oleh organisme.
Pengkondisian
instrumental
Dalam pengkondisian instrumental, organisme harus
bertindak dengan cara tertentu sebelum perilaku diperkuat; yakni penguatan
bergantung pada perilaku organisme. Jika binatang tidak melakukan tindakan yang
diharapkan, penguatan tidak terjadi. Jadi dalam pengkondisian instrumental ini,
perilaku adalah “instrumental” (penting sekali) untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya yakni penguat (reinforce).
BELAJAR
DAN SURVIVAL
Penyesuaian
otomatis dinamakan homoestatic mechanism (mekanisme homoestatis) karena
fungsinya adalah untuk menjaga keseimbangan fisiologis, atau homoestasis.
Organism juga tak bisa bertahan hidup lama jika tidak belajar tentang objek
mana di dalam lingkungan yang berbahaya dan mana yang aman,proses belajar memungkinkan
organisme bertindak secara fleksibel untuk bertahan hidup di dalam kondisi
lingkungan yang bervariasi.
Karenanya belajar harus dilihat sebagai alat utama yang
digunakan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan . alat lainya
adalah mekanisme homeostatis, gerak refleks, dan setidaknya dalam kasus
binatang, perilaku adaptif yang tak perlu dipelajari lebih dahulu.
UNTUK
APA MENGKAJI PROSES BELAJAR ?
Karena kebanyakan perilaku manusia itu berbentuk melalui
proses belajar, penelitian atas prinsip-prinsip belajar akan membantu kita
memahami mengapa kita berperilaku seperti yang kita lakukan sekarang. Pemahaman
tentang proses belajar akan menambah pengetahuan kita bukan hanya tentang
perilaku normal dan perilaku adaptif tetapi juga situasi yang menimbulkan
perilaku maladaptif dan perilaku abnormal.
Salah satu atribut manusia yang terpenting adalah bahasa,
dan tak diragukan lagi bahwa perkembangan suatu bahasa terutama berasal dari
belajar.penggunaan proses belajar terprogram, mesin pengajaran, dan instruksi
dengan bantuan computer adalah contoh dari bagaimana riset tentang proses
belajar bisa memengaruhi praktik pengajaran. Kita bisa menyimpulkan bahwa
setelah pengetahuan kita tentang proses belajar semakin bertambah, praktik
pendidikan akan semakin efisien dan efektif.
.BAB 2
Pendekatan
Untuk Studi Tentang Belajar
Metode mempelajari
fenomena saat fenomena itu terjadi secara alamiah dinamakan naturalistic observation, dengan
teknik ini, kita melakukan observasi atau pengamatan secara mendetail dan
membuat catatan atas apa-apa yang tengah dikaji. Riset ini sering menghasilkan
pengelompokan atau klasifikasi berrbagai elemen fenomena yang diteliti.
Ada kekurangan dalam pendekatan observasi naturalistis yang
pertama,karena situasi kelas sangatlah kompleks maka sulit untuk mengamati dan
mencatat dengan akurat. Kedua,ada kecenderungan untuk mengklasifikasi peristiwa
ke dalam bagian-bagian yang mungkin terlalu komperhensif. Dengan kata lain,
observasi naturalistis mungki peting untuk mengisolasi kelompok-kelompok
kejadian untuk keperluan studi lebih lanjut,kemudian harus direduksi menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil untuk analisis lebih lanjut, yang dinamakan
pendekatan elementism.
STUDI
SISTEMATIS TERHADAP BELAJAR
Apakah
ilmu pengetahuan (sains) itu ?
Menurut Herganhahn dan
Olson (2003),
Science mengombinasikan dua pandangan filsafat
kuno tentang asal usul pengetahuan. Salah satunya dinamakan rasionalisme,
menyatakan bahwa seseorang mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan pikiran,
atau dengan berikir, menalar dan menggunakan logika. Menurut rasionalis,
informasi harus dipilah-plah oleh pikiran sebelum konklusi (kesimpulan) yang
rasional dan masuk akal (reasonable) dapat diambil. Kedua, dinamakan empirisme,
menyatakan bahwa pengalaman indrawi adalah basis dari semua pengetahuan. Jadi
rasionalis menekankan pada operasi mental sedangkan epiris menyamakan
pengetahuan dengan pengalaman.
Aspek-Aspek Teori
Dalam pengetahuan ilmiah, empiris
dan rasionalisme menyatu dalam scientific theory (Hergenhahn & Olson, 2003,
h. 11). Teori ilmiah mengandung dua aspek penting. Pertama, sebuah teori
memiliki formal aspect, yang mencakup kata dan simbol yang ada di dalam teori.
Kedua, sebuah teori memiliki empirical aspect,yang terdiri dari
peristiwa-peristiwa fisik yang hendak dijelaskan oleh teori itu.
Stanovich mengatakan: sebuah teori
dalam ilmu pengetahuan adalah seperangkat konsep yang saling terkait yang
digunakan untuk menjelaskan sekumpulan data dan unyuk membuat prediksi tentang
hasil dari suatu kegiatan eksperimen dimasa depan. Hipotesis adalah prediksi
spesifik ysng berasal dari teori yang lebih umum dan komperhensif. Teori yang
diakui saat ini adalah teori yang banyak dari hipotesisnya benar (confirmed).
Jadi teori-teori yang didiskusikan secara ilmiah adalah teori yang sudah
diverifikasi sampai tingkat tertentu dan teori tidak memberikan prediksi yang
keliru atau bertentangan dengan data yang tersedia.scientific law didefinisikan
sebagai hubungan yang konsisten antara dua atau lebih kelompok kejadian yang
terlihat.
Dari Riset Hingga Teori
Disini hubungan yang diamati adalah
antara tingkat penyingkiran makanan dan tindakan atau performa dalam
menjalankan tugas belajar. Periset meneliti menyingkirkan makanan dan minuman
dalam waktu yang lama, kecepatan belajar meningkat.
Periset mencoba mengelompokkan
secara koheren yang fungsinya:
1. Synthesizing
function, yang berusaha menjelaskan secara sistematis sejumlah besar dan
observasi.
2. Heuristic
function, yang menunjukkan jalan ke riset selanjutnya.



|
|||
![]() |
konsep
teoretis konsep teoretis
|
|
|
Hubungan
antara konsep teoretis dengan kejadian empiris
Teori sebagi alat
Teori hanya alat riset, maka tidak
bisa dikatakan salah atau benar, hanya bisa dikatakan berguna atau tidak berguna.
Jika teori menjelaskan berbagai observasi, dan jika teori memicu riset
lanjutan, maka teori itu bagus. Jadi, kita melihat bahwa teori harus
terus-menerus menghasilkan hipotesis dasar yang mungkin membuktikan bahwa teori
itu tidak efektif.
Prinsip parsimony
Karakteristik lain dari ilmu
pengetahuan adalah mengikuti principle of parsimony,prinsip ini menyatakan
bahwa ketika dua teori yang sama-sama efektif dapat menjelasskan fenomena yang
sama, maka kita harus menggunakan penjelasan yang lebih sederhana.
Ringkasan
karakteristik teori ilmiah
1. Teori
mensintesiskan sejumlah observasi.
2. Teori
yang baik bersifat heuristic (menimbulkan riset baru).
3. Teori
harus menghasilkan hipotesis yang dapat diverifikasi secara empiris.
4. Teori
adalah alat dan karenanya tidak bisa dikatakan salah atau benar, bisa dikatakan
berguna atau tidak berguna.
5. Teori
dipilih berdasarkan hokum parsimoni .
6. Teori
memuat abstrak.
7. Aspek
formal dari suatu teori harus dikorelasikan dengan kejadian yang dapat diamati,
yang merupakan aspek ampiris dari suatu teori.
8. Semua
teori adalah usaha untuk menjelaskan kejadian empiris, dan karenanya harus
diawali dan diakhiri dengan observasi empiris.
EKSPERIMEN BELAJAR
Jalanya
teori ke riset pertama,kita harus menjelaskan sebuah pokok persoalan. Kemudian,
kita berusaha menyebutkan kondisi-kondisi yang diperlukan agar fenomena itu
terjadi. Terakhir, kita mengubah pernyataan teoretis tentang proses belajar
dalam term aktivitas atau pelaksanaan eksperimental yang dapat diidentifikasi
dan dapat diulang dinamakan operational definition.
Keputusan arbitrer dalam menentukan
eksperimen belajar
1) Aspek
proses belajar yang harus diteliti.
Aspek yang harus diteliti sebagian ditentukan oleh
teori tentang belajar yang dianut seseorang. Seseorang dapat mengkaji tindak
belajar dalam laboratorium,atau mengamati proses belajar yang terjadi di kelas
melalui observasi naturalistic.
2) Teknik
idiografis vs. nomotetis.
Kedua teknik itu diakui luas, dan keduanya
menghasilkan informasi yang signifikan tentang proses belajar.
3) Subjek
manusia vs.subjek hewan nonmanusia.
Manusia sebagai eksperiment mesti memikirkan
bagaimana hassil riset dari laboratorium bisa digeneralisasikan ke dunia luar.
Jika menggunakan subjek non manusia, juga Mesti memikirkan
Bagaimana menggeneralisasikan proses belajar dari
satu spesies ke spesies lainya dan Bagaimana digeneralisasikan ke dunia luar.
4) Teknik
korelasi vs. tekik eksperimental.
Teknik korelasi adalah mengorelasikan satu respons dengan
respons lain.teknik eksperimental secara sistematis memvariasikan satu lebih
kejadian lingkungan dan mencatat efek-efeknya pada variable terikat.
5) Variable
bebas yang akan dikaji.
Variable
bebas dalam eksperimen secara otomatis akan muncul.
6) Banyaknya
level bebas yang akan diteliti.
Periset harus menentukan berapa banyak level
variable bebas yang mesti direpresentasikan dalam eksperimen.
7) Memilih
variable bebas.
Variable yang umum dalam eksperimen belajar antara
lain:
·
Skor atau nilai tes ujian
·
Trials to extinction
·
Kecepatan lari
·
Tingkat respons
·
Waktu untuk menemukan solusi
·
Trials to criterion
·
Latensi
·
Probabilitas respons
·
Jumlah kesalahan
·
Besaran respons
8) Analisis
dan interpetasi data.
Analisis
data juga sangat penting agar member efek signifikan terhadap kesimpulan yang
diambil, kemudian analisis tersebut diinterpretasikan.
PENGGUNAAN MODEL
Penggunaan model digunakan untuk
memahami hal-hal yang belum atau kurang diketahui.
BELAJAR
DALAM LABORATORIUM VERSUS OBSERVASI NATURLISTIS
Keuntungan dalam laboratorium adalah
eksperimenter dapat mengontrol situasi dan karenanya bisa memeriksa secara
sistematis sejumlah kondisi yang berbeda dan efeknya terhadap belajar. Periset
berpendapat bahwa yang paling baik adalah mengombinasikan obseervasi
naturalistis dan percobaan laboratorium.
PANDANGAN
KUHN TENTANG BGAIMANA ILMU PENGETAHUAN BERUBAH
Menurut Kuhn, ilmuwan yang bekerja
di bidang tertentu biasanya menerima sudut pandang tertentu tentang apa-apa
yang sedang dipelajari. Menurutnya ilmuan yang mengikuti paradigma tertentu
yakni mereka yang terlibat dalam ilmu pengetahuan normal, hanya memberikan
semacam “mop-up operation”.
PANDANGAN
POPPER TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Menurut popper ide bahwa ilmuan
melakukan berbagai pengamatan empiris dan kemudian berusaha menjelaskan
observasi itu adalah gagasan yang keliru, menurutnya problem akan menentukan
observasi mana yang akan dilakukan oleh ilmuan, langkah selanjutnya mengajukan
solusi persoalan.
KUHN
VS. POPPER
Menurut Popper apa yang disebut Kuhn
sebagai ilmu normal bukanlah ilmu pengetahuan sama sekali. Kuhn menekankan factor sosiologis dan osikologis
sedangkan analisis popper menekankan penolakan logis atau solusi problem yang
diusulkan.
BAB
3
Gagasan
Awal Tentang Belajar
EPISTEMOLOGI
DAN TEORI BELAJAR
Estimologi adalah cabang filsafat
yang bekaitan dengan hakikat pengetahuan.
PLATO
Plato (427-347 SM) adalah murid
paling terkenal dari filsuf socratik, plato merefleksikan penerimaan terhadap
semesta yang dualistic seperti yang diyakini Pythagorean.
Teori pengetahuan kenangan
Menurut plato setiap objek di dunia
fisik memiliki “ide” atau “bentuk” abstrak yang menyebabkanya, plato adalah
nativis karena dia menganggap pengetahuan adalah diwariskan.
ARISTOTELES
Aristoteles (384-322 sm), merupakan salah
satu murid plato yang berbeda pendapat denganya, Aristoteles menganggap
informassi indrawi adalah basis dari semua pengetahuan, dia menganggap bahwa
kesan indra adalah awal dari pengetahuan-pikiran kemudian harus merenungi kesan
ini untuk menemukan hokum-hukum yang ada didalamnya.
AWAL
PSIKOLOGI MODERN
Rene Descartes (1596-1650) mengkaji
semua penelitian filsafat dengan sikap ragu,ia kemudian mempostulatkan
pemisahan antara pikiran dan tubuh, ia bersandar pada innate ideas (ide
bawaan).
Thomas
hobbes (1588-1679) menentang bahwa ide bawaan adalah
sumber pengetahuan, menurutnya indra adalah sumber dari semua pengetahuan,dan
perilaku manusia dikontrol oleh “hasrat-keinginan” dan “keengganan”.
John locke (1632-1704) menentang
gagasan ide-ide bawaan, menurutnya pikiran terdiri dari ide, dan ide datang
dari pengalaman.
George Berkeley (1685-1753)
mengklaim bahwa locke tidak melangkah cukup jauh,ia mengklaim bahwa kita hanya
bisa merasakan kualitas sekunder.
David hume (1711-1776) mengemukakan
argumen Berkeley tersebut selangkah lebih maju,dia menambahkan bahwa kita tak
tahu pasti soal ide.
Immanuel kant (1724-1804) mengatakan
bahwa hume telah menyadarkan dari “kepasifan dogmatic” dan menyebabkannya
berusaha menyelamatkan filsafat dari skeotisisme hume,kant menganggap bahwa
analisis yang cermat terhadap pengalaman kita akan mengungkapkan kategori
pemikiran tertentu.
John stuart mill (1806-1873)
terganggu oleh pendapat dari assosiasonis seperti hobbes dan locke, mill
berpendapat bahwa beberapa ide sederhana
dikombinasikan menjadi satu totalitas baru yang tidak mirip dengan
bagian-bagianya.
PENGARUH
HISTORIS LAIN TERHADAP TEORI BELAJAR
Thomas reid (1710-1796) menentang
elementis dari empiris, ia percaya bahwa pikiran memiliki kekuatan sendiri yang
sangat mempengaruhi cara kita memandang dunia. Ia mengemukakan adanya 27 fakultas
pikiran yang kebanyaan diantaranya adalah bawaan.
Franz joseph gall (1758-1828)
membawa psikologi fakultas selangkah lebih Maju, dia mengasumsikan bahwa
fakultas itu terletak di lokasi tertentu di otak.
Charles Darwin (1809-1882) mendukung
evolusi biologis dengan menyajika banyak bukti,sehingga pandanganya dikaji
secara serius.
Herman ebbinghaus (1850-1909) ia
membebaskan psikologi dari filsafat dengan menunjukan bahwa “proses mental yang
lebih tinggi” dari belajar dan memori dapat di teliti secara eksperimental.
MAZHAB
PSIKOLOGI AWAL
Voluntarisme
Aliran ini didirikan oleh Wilhelm
maximillian wundt (1832-1920) tujuan wundt adalah mempelajari kesadaran
bagaimana ia dialami secara langsung dan mempelajari produk dari kesadaran
sebagaimana ia dialami secara langung
dan mempelajari produk dari kesadaran seperti berbagai pencapaian
cultural. Menurutnya psikologi eksperimental terbatas kegunaanya dalam mempelajari
pikiran manusia.
Strukturalisme
Edward titchener (1867-1927) mendirikan alairan ini
di cornell university. Strukturalisme, seperti aspek eksperimental dan
voluntarisme wundt, melakukan studi sistematis atas kesadaran manusia dan ia
juga mencari unsure-unsur pemikiran.
Fungsionalisme
Didirikan oleh William james
(1842-1910) berada di AS, penekanan mereka selalu sama kegunaan kesadaran dan
perilaku dalam menyesuaikan diri dengan lingkunganya, ia membahas strukturalis.
Kesadaran, katanya, tidak dapat direduksi menjadi elemen-elemen.
Behaviorisme
Didirikan oleh john b. Watson
(1878-1958) yang mengatakan bahwa kesadaran hanya dapat di pelajari melalui
proses instropeksi, sebuah alat riset yang tidak bisa diandalkan, seharusnya
kesadaran tidak usah dipelajari sama sekali.
RINGKASAN
DAN ULASAN
Dari sejarah di bab ini dapat
dilihat bahwa teori belajar memiliki warisan yang kaya dan beragam,sebagai
akibat dari warisan ini ada banyak sudut pandang tentang proses belajar.
BAB
5
Burrhus
Frederic skinner
Skinner
(1904-1990) lahir di Susquehanna, Pennsylvania. Meraih gelar master pada 1930
dan ph.D. pada 1931 dari Harvard university. Buku pertamanya yang ditulis
bersama ayahnya dengan judul A Digest Of
Decisions Of The Anthracite Board Of Conciliation.skinner mengajar
psikologi di university of Minnesota antara 1936 dan 1945 dan menulis buku the
behavior of organisms (1938),salah satu perhatian utamanya adlah menghubungkan
temuan laborayoriumnya dengan solusi problem manusia,dua artikelnya yaitu “The Science Of Learning And The Art Of
Teaching”(1954) dan “Teaching Machines” dia juga menulis
gagasanya sendiri bersama Holland dalam buku the Analysis Of Behaviour (Holland & skinner, 1961), pada 1948 dia
menulis novel utopian berjudul walden two, belakangan skinner menulis beyond
freedom and dignity (1971)
KONSEP
TEORETIS UTAMA
Behaviorisme Radikal
Skinner mengadopsi dan mengembangkan
filsafat ilmiah dikenal sebagai radical
behaviorism orientasi ini menolak bahasa ilmiah dan interprestasi yang
mengacu pada mentalistic event. Menurut skinner aspek yang dapat diamati dan
dapat diukur dari lingkungan, dari perilaku organism, dan dari konsekuensi
perilaku itulah yang merupakan materi penting untuk penelitian ilmiah.
Perilaku Responden Dan Operan
Skinner membedakan dua jenis perilaku : respondent
behavior, yang ditimbulkan oleh suatu stimulus yang dikenali, dan operant
behavior,yang tidak diakibatkan oleh stimulus yang dikenal tetapi dilakukan sendiri
oleh organism.
Pengkondisian
Tipe S dan Tipe R
Pengkondisian tipe S dinamakan
respondent conditioning,yang menekankan arti penting stimulus dalam menimbulkan
respons yang diinginkan. Tipe R menyangkut perilaku operan, karena dinamakan operant conditioning.
Prisip Pengkondisian Operan
Ada dua prinsip pengkondisian tipe
R:
1.
Setiap respons yang diikuti dengan stimulus yang menguatkan
cenderung akan diulang
2.
Stimulus yang menguatkan adalah segala
sesuatu yang memperbesar rata-rata terjadinya respons operan.
Menurut skinner organisme bernyawa akan senantiasa
dikondisikan oleh lingkunganya.
Kotak Skinner
Sebagian besar percobaan binatang skinner awal
dilakukan dalam ruang tes tes kecil yang kemudian terkenal sebagai skinner box
(kotak skinner). Kotak ini adalah pengemban dari kotak teka-teki yang dipakai
oleh thorndike.
Pencatatan Kumulatif
Skinner menggunakan cumulative
recording (pencatatan kumultatif) untuk mencatat perilaku hewan dalam kotak
skinner.
Pengkondisian Respons
Penekanan-Tuas
Pengkondisian Respons Penekanan -Tuas
menggunkan langkah-langkah sebagai berikut:
1.
Deprivasi.
2.
Magazine training.
3.
Penekana tuas.
Pembentukan
Salah satu cara melatih respons penekanan tuas
adalah menempatkan hewan yang kelaparan dalam kotak skinner, eksperimenter cukup
mengecek pencatatan kumulatif secara
berkala untuk melihat apakah ada respons yang dikuasai.
Pelenyapan
Ketika kita mencabut penguat dari
situasi pengkondisian operan, berarti melakukan extinction (pelenyapan)
Pemulihan Spontan
Apabila hewan dikembalikan
kesarangnya dalam periode waktu tertentu dan kemudian dikembalikan ke situasi
percobaan, ia akan mulai menekan tuas dengan segera tanpa perlu dilatih lagi. Ini disebut spontaneous
recovery (pemulihan spontan).
Perilaku Takhayul
Menurut
prinsip pengkondisian operan, kita dapat memperkirakan bahwa perilaku yang
dilakukan hewan ketika mekanisme pembetri makanan diaktifkan akan diperkuat,
dan hewan akan cenderung mengulangi perilaku yang diperkuat itu. Karena penguat
dalam situasi ini tidak bergantung pada perilaku hewan, maka dinamakan
noncontigent reinforcement (penguat noonkontingen)
Operan Diskriminatif
Kita bisa mengatur situasu
sedemikian rupa sehingga hewan akan menerima secuil makanan apabila cahaya tidak mendapat makanan jika cahaya padam, kkondisi
ini cahaya disebut discriminative stimulus. Jadi, operan diskriminatif
melibatkan suatu sinyal yang menimbulkan respons yang giliranya menimbulkan
penguatan.
Penguatan Sekunder
Setiap stimulus netral yang dipasangkan dengan
penguat utama (misalnya makanan atau air) akan memiliki property sendiri,ini
adalah prinsip penguatan sekunder.
Penguat Yang Digneralisasikan
Suatu generalized reinforce (penguat
yang digeneralisasikan) adalah penguat sekunder yang dipasangkan dengan lebbih
dari satu penguat utama.
Perantaian
Satu respons dapat membawa organisme
berhubungan dengan stimuli yang bertindak sebagai SD untuk respons
lainya, yang pada giliranya akan menyebabkanya mengalami stimuli yang
menyebabkan respons ketiga, dan seterusnya, proses ini disebut chaining
(perantaian atau proses berantai).
Penguat Positif Dan Negatif
Primary positive reinforcement
(penguatan positif primer), ini adalah sesuatu yang secara alamiah memperkuat
bagi organisme dan berkaitan dengan survival, seperti makanan dan minuman.
Primary negative reinforce (penguat
negative primer) adalah suatu yang membahayakan secara tidak alamiah bagi
organisme, seperti suara yang amat tinggi atau setrum listrik.
Hukuman
Punishment (hukuman) terjadi ketika
suatu respons menghilangkan sesuatu yang positif dari situasi atau menambahkan
sesuatu yang negative. Argument yang menentang hukuman yaitu:
1.
Hukuman menyebabkan efek samping
emosional yang buruk.
2.
Hukuman menunjukan apa yang tidak boleh
digunakan organisme, bukan apa yang seharusnya dilakukan.
3.
Hukuman menjustifikasi tindakan
menyakiti pihak lain.
4.
Berada dalam situasi dimana perilaku
yang dahulu dihukum kini dapat dilakukan tanpa mendapat hukuman lagi mungkin
akan menyebabkan anak merasa diperbolehkan melakukanya lagi
5.
Hukuman akan menimbulkan agesi terhadap
pelaku penghukum dan pihak lain
6.
Hukuman sering mengganti respons yang
tidak diinginkan dengan respons yang tak di inginkan lainya.
Alternative Untuk Hukuman
Situasi yang menyebabkan perilaku
yang tak diinginkan bisa diubah, dan karenanya akan mengubah perilaku. Cara
lainya adalah dengan membiarkan waktu yang menentukan, tetapi cara ini boleh jadi akan terlalu lama,kebiasaan tidak
akan mudah dilupakan.
Perbandingan Skinner Dan Thorndike
Thorndike tertarik mengukur seberpa
lama waktu yang dibutuhkan binatang
untuk melakukan tugas yang diperlukan untuk membebaskan diri dari kurungan dan
mengilustrasikan bahwa dua pendekatan itu berbeda, istilah operand an instrumental
tidak dapat di pertukarkan. Skinner sebaliknya, menggunakan tingkat respons
sebagai variable terikatnya, pengkondisian operanya dengan pengkondisian
instrumental.
Jadwal Penguatan
Ada beberapa jadwal penguatan lazim
dipakai :
1.
Continuous reinforcement schedule .
2.
Fixed interval reinforcement schedule .
3.
Fixed ration reinforcement schedule .
4.
Variable interval reinforcement schedule
.
5.
Variable ration reinforcement schedule .
6.
Concurrent schedules and the matching
law.
7.
Concurrent chain reinforcement schedule
8.
Progressive ratio schedules and
behavioral economics.
Perilaku Verbal
Skinner percaya bahwa perilaku
verbal dapat dijelaskan dalam konteks teori penguatan. Bicara dan mendengar
adalah respons-respons yang dipengaruhi oleh penguatan,seperti halnya respons
lainya. Skinner menggolongkan respons verbal berdasarkan bagaimana mereka
terkait dengan penguatan, yaitu:
1.
Mand.
2.
Tact
3.
Echoic behavior
4.
Autoclitic behavior.
Kontrak Kontingensi
Contingency contracting (reinforcement schedule) adalah
perluasan pemikiran Skinnerian. Berarti menyusun semacam tata-situasi dimana
seseorang mendapat sesuatu yang diinginkanya apabila orang itu bertindak dalam
cara tertentu.
Sikap Skinner Terhadap Teori
Belajar
Skinner percaya bahwa tak perlu kita
merumuskan teori yang rumit ntuk mempelajari perilaku manusia, dan dia percaya
kita tak perlu tahu korelasi fisiologis dari perilaku. Pendekatan skinner
(1953) untuk riset adalah dengan melakukan functional analysis antara kejadian
perangsang dengan perilaku yang dapat diukur.
Kebutuhan Akan Teknologi Perilaku
Skinner menganggap teknologi
perilaku yang disusun dengan cermat akan bisa membantu manusia memecahkan
banyak masalah, skinner berpendapat bahwa kepercayaan itu mengganggu solusi
problem utama kita dan juga mencegah perkembangan alat yang bisa memecahkan
problem tersebut.
RELATIVITAS
PENGUATAN
David Premack
Secara spesifik dia menunjukkan
bahwa setiap respons yang terjadi dengan frekuensi yang cukup tinggi dapat
dipakai untuk memperkuat respons yang terjadi dengan frekuensi relative rendah.
Menurutnya cara untuk mengetahui apa
yang bisa dipakai sebagai penguat adalah dengan mengamati perilaku organisme
saat ia melakukan sejumlah aktivitas, dan aktivitas yang sering dilakukan dapat
dipakai sebagai penguat untuk aktivitas yang kurang seringg dilakukan.
Revisi Prinsip Premack
Dia menghindari kesulitan yang
berkaitan dengan pendeskripsian aspek biologis dari penguatan,salah satu temuan
penting yang diambil dari periset premack adalah bahwa argument transituasional
tidak memadai atau bahkan keliru.
William Timberlake
Timberlake membedakan antara
hipotesis probabilitas-diferensial, pendapat yang dianut oleh premack, dengan
disequilibrium hypothesis,pendapat yang berasal dari studi premack, meskipun
pendapat premack dan timberlake merupkan perbaikan atas ide lama bahwa “penguat
adalah hal-hal yang menguatkan,”pandangan timberlake member perspektif baru
yang penting mengenai penguatan dan kontingensi penguatan.
KESALAHAN PERILAKU ORGANISME
Pandangan yang berbeda dengan pendapat
bahwa hokum belajar yang sama berlaku untuk semua mamalia tampaknyan adalah
pandangan yang berkaitan dengan konsep insting, sebuah konsep yang ingin di
buang behavioris,mereka yang percaya pada adanya insting mengatakan bahwa
spesies yang berbeda memiki kecenderungan bawaan yang berbeda yang berinteraksi
dengan hukum belajar, atau bahkan menolak hukum itu, keluarga breland menemukan
bahwa kendati hewan-hewan mereka pada awalnya sangat terkondisikan, namun pada
akhirnya perilaku naluriah mereka akan muncul dan akan memengaruhi apa-apa yang
telah mereka pelajari.pandangan breland menganggap karya mereka menentang tiga
assumsi behavioris yakni:
1.
Bahwa hewan mempelajari situasi sebagai
tabularasa.
2.
Bahwa perbedaaan diantara berbagai
spesies adalah tak penting.
3.
Bahwa setiap respons dapat dikondisikan
untuk setiap stimulus.
PANDANGAN
SKINNER TENTANG PENDIDIKAN
Menurut skinner belajar akan
berlangsung sangat efektif apabila:
1.
Informasi yang akan dipelajari disajikan
secara bertahap.
2.
Pembelajar segera dikasih umpan balik
(feedback) mengenai akurasi pembelajaran mereka.
3.
Pembelajar mampu belajar dengan caranya
sendiri.
WARISAN
SKINNER: PSI, PBI, DAN BELAJAR ON-LINE
Teknik pengajaran paling umum adalah
pemberian ceramah pelajaran, skinner mengusulkan teknik pengajaran programmed
learning (belajar terprogram),alatnya dinamakan teaching machine. Pendekatan skinner untuk belajar
terprogram mengandubg cirri-ciri:
1.
Lankah-langkah kecil.
2.
Respons yang jelas.
3.
Umpan balik segera.
4.
Self-pacing.
Siystem Instruksi Personal
Memberikan pelajaran secara
individual menggunakan empat langkah:
1.
Menentukan materi yang akan diajarkan.
2.
Membagi materi menjadi segmen-segmen
tersendiri.
3.
Menciptakan metode evaluasi sejauh mana
siswa telah menguasai materi dalam segmen tertentu.
4.
Mengizinkan siswa melangkah daru satu
segmen ke segmen lainya sesuai kemampuan mereka.
Penekanan dalam pengajaran PSI adalah penguassaan materi segmen yang diajarkan,
biasanya ditunjukkan dengan kinerja pada ujian ringkas dan terfokus.
Instruksi Berbasis Komputer
Komputer
dipakai untuk mengajarkan pengajaran terprogram dinamakan computer-based
instruction (CBI). Format pendidikan yang terkait dengan CBI adalah “kelas
virtual”, terkadang disebut sebagai on-line education (pendidikan online).
EVALUASI
TEORI SKINNER
Konstribusi
Dibandingkan dengan banyak karya
periset lainnya, system skinner cukup langsung dan dapat dengan muddah
diaplikasikan ke berbagai problem mulai darri pelatihan hewan sampai terapi
modifikasi perilaku manusia.
Kritik
Staddon berpendapat bahwa keyakinan
Skinnerian ini menyebabkan praktik pengasuha (parenting) dan legal yang keliru
dan cacat, yang pada giliranya menyebabkan naiknya angka kejahatan, tindakan
melanggar hukum, dan iliterasi.
BAB
9
William
Kaye Estes
KONSEP
TEORETIS UTAMA
Asumsi yang dibuat oleh estes:
Asumsi I. Situasi belajar terdiri dari banyak elemen
stimulus dslsm jumlsh tertentu.
Asumsi II. Semus respons yang diberikan dalam
situasi eksperimental dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu respons A1
dan A2
Asumsi III. Semua elemen di S dilekatkan dengan A1
atau A2.
Asumsi IV. Pembelajar terbatas kemampuannya dalam
mengalami S.
Asumsi V. percobaan belajar berakhir ketika respons
terjadi, jika respons A1 menghentikan percobaan, elemen stimulus
dalam
dikondisikan ke respons A1.

Asumsi VI. Karena elemen di
dikembalikan ke S pada akhir percobaan, dan karena
yang dijadikan sampel pada
awal percobaan belajar pada dasarnya adalah acak, proporsi elemen yang di
kondisikan ke A1 dalam S akan tercermin dalam elemen
pada awal setiap percobaan baru.



Pencocokan Probabilitas
Eksperimen pencocokan probabilitas
tradisional adalah menggunakan sinyal cahaya yang diikuti dengan satu atau dua
cahaya lain.
MODEL
BELAJAR MARKOV MENURUT ESTES
Semua teori belajar statistical
bersifat probabilistic yakni, variabel bebas yang mereka studi
adalah probabilitas respons. Thorndike berpendapat bahwa belajar adalah
bertahap dan bertambah sedikit demi sedikit dari satu percobaan ke percobaan
selanjutnya. Hull dan skinner sepakat dengan thorndike. Guthrie berpendapat
lain dengan mengatakan bahwa belajar
terjadi dalam cara all-or-none,namun kelihatan gradual karena kompleksnya tugas
yang mesti dipelajari. Estes menyusun hipotesis tentang empat orang yang
mengawali eksperimen dimana probabilitasnya dalam memberi respons adalah nol.
ESTES
DAN PSIKOLOGI KODNITIF
Belakangan ini estes lebih
menekankan pada mekanisme kognitif dalam analisanya terhadap belajar. Estes
mendeskripsiskan apa yang diyakininya terjadi dalam situasi pembuatan
keputusan, dimana respons-respons yang berbeda diasosiasikan dengan hasil yang
berbeda-beda.
Model Array Kognitif: Klasifikasi Dan
Kategorisasi.
Estes memandang teori sampling
stimulus (SST) sebagai perluasan matematis dari teori transfer elemen identik
thorndike. Yakni teori itu dikembangkan untuk membuat prediksi yang tepat
tentang transfer training dari satu situasi ke situasi lain, berdasarkan
elemen-elemen stimulus yang sama untuk keduanya. Focus model array g pada
klasifikasi kejadian yang di temui dimasa sekarang atau masa depan. SST
mengasumsikan hubungan stimulus aditif. Meskipun SST dan model array
merefleksikan teori transfer elemen identik thorndike, keduanya
merefleksikannya dengan cara berbeda.
Model array mengasumsikan hubungan
stimulus multiplikatif, menurut model array, kita menilai kesamaan stimuli
dalam konteks baru yang berhubungan dengan stimuli dalam situasi training
dengan membandingkan atribut-atribut dari elemen itu. Item dalam satu kategori
adalah satu sama lain. Langkah pertama dalam mengembangkan model array untuk
problem diatas adalah menentukan kesamaan item-item di dalam kategori.
Item-item stimulus merepresentasikan seluruh kategori. Langkah selanjutnya
dalam mengaplikasikan model array adalah menentukan sejauh mana stimulus
parsial adaalah mewakili kategorinya secara keseluruhan.
Pandangan estes tentang perang penguatan.pendapat
estes mengenai penguatan bersifat kognitif.menurut estes organisme bukan hanya
belajar hubungan S-R teteapi juga hubungan R-O. dalam analisanya terhadap
penguatan estes membuat perbedaan antara belajar dan performa. Menurutnya,
penguatan dan hukuman bukan variable belajar sebab belajar terjadi tanpa
penguatan dan hukum.
BELAJAR
UNTUK BELAJAR
Pendapat belajar incremental versus
all-or-none (terkadang disebut continuity-noncontinuity controversy) masih ada
dan kemungkinan akan terus berlangsung sampai beberapa wktu kedepan.ada bukti
yang menunjukkan bahwa pandangan incremental dan all-or-none sama-sama benar,
harlow menghadapkan monyet dengan 344 problem dikriminasi termasuk 32 problem
praktis. Tampak bahwa hewan itu learning to learn, atau membentuk apa yang oleh
harlow disebut learning set.
STATUS
TERKINI MODEL MATEMATIKA UNTUK BELAJAR
Pendekata estes sesungguhnya sering
disebut sebagai model matematika untuk belajar sebab dia berusaha menunjukkan
bagaimana proses belajar dapat
dideskripsikan dalam term rumus
matematika.tetapi model matematika tidak banyak member informasi baru
tentang sifat dari proses belajar.
EVALUASI
TEORI ESTES
Konstribusi
Shepard (1992) melihat estes sebagai
tokoh utama yang memengaruhi perubahan arah teori belajar, yang menggerakkannya
ke bidang yang berorientasi kognitif, pendekatan estes cukup sederhana, hanya
menggunakan dua factor yang menggunakan prinsip-prinsip teori probabilitas yang
logis.
Kritik
Kritikan yang pertama berkenaan
dengan cakupan teori yang amat terbatas. Teori-teori awal lebih ambisius
ketimbang teori estes, teori awal membangun struktur yang mungkin bisa
menjelaskan banyak fenomena belajar. Teori estes mempresentasikan hubungan
timbal balik antara cakupan dan presisi
prediksi yang menjadi cirri dari banyak teori matematika-psikologis.
Kedua, shepard mengamati bahwa estes
dan rekan-rekannya menyusun abstraksi matematika dalam teori dalam kondisi
eksperimental yang terbatas.
BAB
12
Edward
Chace Tolman
Tolman (1886-1959) lahir di newton, Massachusetts,
dan meraih gelar B.S. dari Massachusetts institute of technology dibidang
elektrokimia pada 1911. Gelar M.A.
(1912) dan Ph.D. (1915) diperoleh dari Havard University untuk bidang
psikologi.
PERILAKU
MOLAR
Karakteristik utama molar behavior (perilaku molar)
adalah perilaku itu purposive (memiliki tujuan) yakni, ia selalu diarahkan
untuk suatu tujuan. Tolman tak pernah berpendapat bahwa perilaku dapat
dibagi-bagi menjadi unit-unit kecil untuk tujuan studi dia menganggap
bahwa seluruh pola piker memiliki makna,
yang akan hilan jika diteliti dari sudut pandang elementistk. Tolman
mengembangkan teori belajar kognitif, tetapi dalam analisis final, dia membahas
apa yang selalu dikaji behavioris-stimuli yang dapat diamati dan respons nyata.
Penggunaan Tikus
Tolman menggunakan tikus dalam
eksperimen psikologi di University of California, dan dia mempersembahkan
bukunya yang terbit pada 1932 untuk tikus putih.
KONSEP
TEORITIS UTAMA
Tolman memperkenalkan penggunaan
variable intervening (penyela) ke dalam riset psikologi dan hull menjamin ide
ini dari tolman. Hull dan Tolman menggunakan variable intervening dengan cara
yang sama.
Apa Yang Terjadi ?
Behavioris, seperti Pavlov, Watson,
Guthrie, dan Hull, mengatakan bahwa asosiasi stimulus-respons adalah dipelajari
dan proses belajar yang kompleks melibatkan hubungan S-R yang kompleks pula.
Tetapi, perlu ditunjukkan bahwa motivasi adalah penting dalam teori tolman
karena ia menentukan aspek apa dalam lingkungan yang akan diperhatikan oleh
organisme.
Konfirmasi Versus Penguatan
Tolman menganggap konsep penguatan
tidak penting sebagai variable belajar,tetapi ada kemiripan antara apa yang
dinamakan tolman sebagai konfirmasi dengan apa yang oleh behavioris dinamakan
penguatan. Ekspektasi adalah perkiraan
tentang apa yang akan muncul, confirmation of an expectancy (konfirmasi
harapan) dalam perkembangan peta kognitif adalah sama dengan gagasan penguatan,
seperti yang dipakai oleh behavioris.
Vicarious Trial And Error
Tindakan berhenti tikus sejenak dan
melihat-lihat oleh tolman dinamakan vicarious trial and error.
Belajar Versus Performa
Performa dapat dianggap sebagai
penerjemahan belajar ke perilaku. Menurut tolman, kita tahu banyak hal tentang
lingkungan kita namun hanya bertindak berdasaarkan informasi ini ketika kita
membutuhkannya.
Poin yang kita kemukakan sampai saat
ini sebagai berikut:
1. Organisme
membawa berbagai macam hipotesis ke situasi pemecahan masalah, dan ia mungkin
akan menggunakanya untuk memecahkan masalah.
2. Hipotesis
yang bertahan adalah hipotesis yang berhubungan paling baik dengan kenyataan,
yakni hipotesis yang menghasilkan pencapaian tujuan.
3. Setelah
beberapa waktu akan berkembang peta kognitif, dan bisa dipakai dalam kondisi
yang lain.
4. Ketika
ada beberapa permintaan atau motif yang harus dipenuhi, organisme akan
menggunakan informasi dalam peta kognitifnya.
Belajar Laten
Latent learning (belajar laten)
aadalah belajar yang tidak diterjemahkan ke dalam performa atau kinerja,dengan
kata lain adalah mungkin hasil belajar
akan tetap disimpan dalam jangka waktu yang lama sebelum ia dimunculkan dalam
bentuk perilaku.
Pelenyapan laten. Teoretisi
penguatan seperti Pavlov, Hull, dan Skinner memandang pelenyapan (extinction)
sebagai sebuah proses aktif. Menurut mereka agar terjadi pelenyapan, respons
yang telah diperkuat sebelumnya harus diberikan tetapi tidak diperkuat.
Belajar Ruang Versus Belajar
Respons
Tolman berpendapat bahwa hewan
belajar dimana sesuatu itu berada, sedangkan teoretisi S-R berpendapat bahwa
hewan mempelajari respons spesifik dan stimuli spesifik. Hasilnya tampak bahwa
lebih “natural” bagi hewan untuk belajar ruang ketimbang belajar respons
spesifik, dan hasil yang dipakai untuk mendukung teori tolman.
Ekspektasi Penguatan
Teori S-R memperkirakan bahwa
perubahan penguat dalam situasi belajar tidak akan mengganggu perilaku selama
kuantitas penguatan tidak berubah drastis. Tetapi tolman memperkirakan bahwa
jika penguat diubah, perilaku akan terganggu karena dalam reinforcement
expectancy (ekspektasi penguatan) pemguat tertentu akan menjadi bagian dari
yang diharapkan.
ASPEK
FORMAL TEORI TOLMAN
Dalam artikel tolman “The
Determiners Of Behavior At A Choice Point”. Menyatakan bahwa titik pilihan itu
adalah tempat di mana tikus akan memutuskan untuk berbelok ke kiri atau ke
kanan dalam jalur teka teki berbentuk T. Tolman berpendapat bahwa rasio
perilaku ditentukan oleh pengalaman kolektif yang berasal dari tindakan
berbelok ke setiap arah saat di titik pilihan dalam beberapa kali percobaan.
Variable Lingkungan
Tolman memandang ∑OBO sebagai
variable bebas karena ia berpengaruh langsung terhadap variable terikat (yakni,
rasio perilaku), dan ia di dalam kontrol eksperimenter yang menentukan jumlah
percobaan latihan.
Variable Perbedaan Individual
Dalam variable perbedaan individual
ini ditunjukkan oleh tolman sebagai berikut:
H= heredity (warisan)
A= age (usia)
T= previous training (training sebelumnya)
E= kondisi special endocrine (endokrin khusus), obat
atau vitamin
Variable Intervening
Tolman mendefinisikan teori sebagai
perangkat variable intervening. Variable ini adalah sebuah unsur yang
diciptakan oleh teoritis untuk membantu menjelaskan hubungan antara variable
bebas dengan variable terikat.
FORMALISASI
MACCORQUODALE DAN MEEHL ATAS TEORI TOLMAN
Maccorquodale
dan meehl (1953) berusaha melakukan formalisasi teori tolman seperti
yangdilakukan voeks terhadap teori Guthrie.mereka berusaha untuk membuat
istilah tolman menjadi lebih persis dan konsepnya lebih mudah diuji.
Maccorquodale dan meehl (1953)
mendeskripsikan teori tolman sebagai teori S1-R1-S2,dimana
S1 menimbulkan ekspektansi, R1 menunjukkan cara
ekspektansi itu ditindak lanjuti, dan S2 menunjukkan apa perkiraan
organisme tentang hal yang terjadi sebagai akibat dari tindakannya dalam
situasi tertentu.
ENAM
JENIS BELAJAR
Dalam artikel “There Is More Than
One Kind Of Learning”, Tolman (1949) mengusulksn enam jenis belajar yaitu:
Cathexes
Cathexes adalah tendensi belajar
untuk mengasosiasikan objek tertentu dengan keadaan dorongan tertentu.
Keyakinan ekuivalensi
Ketika “subtujuan”memiliki efek yang
sama dengan tujuan itu sendiri, maka subtujuan dikatakan equivalence belief
(keyakinan ekuivalensi).
Ekspektasi Medan
Field expectancies (ekspektasi
medan) berkembang dengan cara yang serupa dengan perkembangan peta kognitif.
Organisme belajar bahwa sesuatu akan menimbulkan sesuatu yang lain.
Mode Medan-Kognisi
Jenis belajar yang kurang diyakini
oleh tolman adalah field-cognition mode
(mode medan kognisi), yakni strategi, suatu cara, untuk menangani situasi
pemecahan problem.
Diskriminasi Dorongan
Drive discrimination (diskriminasi
dorongan) berarti bahwa organisme dapat menentukan keadaan dorongan mereka
sendiri dan karenanya dapat merespons dengan benar.
Polar Motor
Tolman menunjukkan bahwa teorinya
terutama berkaitan dengan asosiasi ide dan tidak terlalu berhubungan dengan car
aide-ide itu menjadi diasosiasikan dengan perilaku. Belajar motor patern (pola
motor) adalah usaha untuk memecahkan
kesulitan ini.
Sikap Tolman Terhadap Torinya
Sendiri
Tolman menyajikan versi final dari teorinya dalam
psychology: A Study of a Science,yang diedit oleh Signmund Koch,terbit pada
1959, tahun ketika tolman meninggal dunia, pernyataan teori terakhir tolman
yaitu: Saya memulai tulisan saya dengan banyak kegelisahan,saya merasa system
saya sudah usang dan rasanya sia-sia mencoba memperbaruinya,dan kelihatanya
akan kelewatan jika saya paksakan diri untuk menjadikan system itu cocok dengan
rumusan yang telah dikemukakan dan diakui ole filsafat ilmu pengetahuan.
PENDAPAT
TOLMAN TENTANG PENDIDIKAN
Tolman dan Gestaltis sepakat
mengenai praktik pendidikan keduanya menekankan pentingnya pemikiran dan
pemahaman. Menurut tolman murid perlu melakukan tes hipotesis dalam situasi
problem. Dalam hal ini pendapat tolman senada dengan teori factor kesalahan
harlo, yang menyatakan bahwa belajar bukan hanya soal memberi respons atau
strategi yang salah.
EVALUASI
TEORI TOLMAN
Kontribusi
Konstribusi tolman paling besar
adalah temuan riset dan perannya sebagai tokoh antagonis bagi dominasi
neobehaviorisme Hullian.
Kritik
Malone (1991) mengemukakan kritik
serius bahwa, dengan penggunaanya atas variable intervening, Tolman membawa
psikologi mundur ke orientasi mentalistik abad ke-19, bukanya membawa maju ke
abad ke-20
BAB
16
Penutup
TREN
TERBARU DALAM TEORI BELAJAR
Ada empat tren utama dalam
pendekatan studi belajar dewasa ini:
Pertama, teori belajar saat ini
lebih sederhana cakupanya. Ketimbang berusaha menjelaskan semua aspek proses
belajar, teoretisi saat ini sudah cukup puas meneliti beberapa aspek dari
proses belajar.
Kedua, ada penekanan pada
neurofisiologis belajar.
Ketiga, proses kognitif seperti
pembentukan konsep, pengambilan risiko, dan pemecahan masalah kembali menjadi
topic studi yang popular.
Keempat, ada peningkatan perhatian
terhadap aplikasi prinsip belajar untuk solusi problrm praktis.
BEBERAPA
PERTANYAAN TENTANG BELAJAR YANG BELUM TERJAWAB
Bagaimana Belajar Bervariasi
Sebagai Fungsi Pendewasaan ?
Banyak peneliti (misalnya, piaget
dan hebb) menemukan bahwa belajar yang terjadi pada satu tahap pendewasaan
tidak sama dengan yang terjadi pada tahap pendewasaan lainnya.
Apakah Belajar Bergantung Pada
Penguatan?
Banyak teoritis belajar mengatakan
bahwa belajar tergantung pada penguatan itu. Konsep penguatan Thorndike adalah
“keadaan yang memuaskan”. Pavlov menyamakan penguatan dengan stimulus yang tak
dikondisikan. Menurut Guthire, penguatan adalah segala sesuatu yang menyebabkan
perubahan tiba-tiba dalam kondisi yang menstimulasi. Menurut Skinner penguatan
adalah hal-hal yang menambah tingkat respons. Menurut Hull penguatan adalah
hal-hal yang menyebabkan reduksi stimulus dorongan. Menurut Tolman penguatan
adalah konfirmasi ekspektasi atau harapan. Gestaltis menyamakan penguatan
dengan reduksi ambiguities. Menurut Bandura penguatan intrinsik adalah perasaan
yang dimiliki seseorang ketika kinerjanya menyamai atau melebihi standar
internalnya atau ketika tujuan personal tercapai.
Bagaimana Belajar Bervariasi
Sebagai Fungsi Spesies?
Bitterman (1960) mengamati bahwa beberapa spesies
hewan tidak dapat belajar hal-hal yang dapat dipelajari spesies lain.
Dapatkah Beberapa Asosiasi
Dipelajari Dengan Lebih Mudah Ketimbang Lainya?
Asosiasi yang terkait langsung
dengan kelangsungan hidup organisme adalah asosiasi yang paling mudah dibentuk.
Bagaimana Perilaku Yang Dipelajari
Berinteraksi Dengan Perilaku Instingtif?
Timberlake (2002)mengungkapkan
interaksi lain antara kecenderungan alamiah suatu organisme dengan keterbatasan
eksperimen belajar.
Bagaimana Belajar Bervariasi
Sebagai Fungsi Dari Karakteristik Personalitas?
Setelah secara operasional
mendefinisikan cirri bawaan sebagai introversi atau ekstroversi dengan
menggunakan tes tertulis, riset menunjukkan bahwa subjek yang amat cemas
dikondisikan secara lebih cepat ketimbang subjek yang tidak begitu cemas
(taylor, 1951).
Sejauh Mana Belajar Adalah Fungsi
Dari Lingkungan Keseluruhan?
Yang menjadi perhatian di sini
adalah banyaknya pengalaman-pengalaman belajar seseorang berhubungan satunsama
lain.
Bagaimana Semua Pertanyaan Di Atas
Berhubungan Dengan Tipe Belajar?
Istilah interaksi adalah salah satu
istilah paling penting dalam sains. Secara umum, dikatakan ada dua variable
berinteraksi ketika efek dari satu variable terhadap variable kedua adalah
berbeda pada level yang berbeda.
BELUM
ADA JAWABAN TENTANG PROSES BELAJAR
Tidak ada jawaban final berkenaan
dengan sifat belajar dalam buku ini, dalam sains pengetahuan terus berkembang
dan evolusi akan bergantung pada variasi.
Dalam menentukan perilaku manusia,
tidak ada proses yang lebih penting ketimbang belajar, dan jika begitu, maka
upaya yang penting yang bisa dilakukan seseorang adalah membantu mengungkapkan
misteri dibalik proses belajar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar