Sabtu, 26 April 2014


Judul buku : A taxonomy for learning, teaching and assessing – a revision of bloom’s taxonomy of educational objectives

Penulis : Lorin W. Anderson, David R Krathwohl

BAB 1
Pendahuluan


Ringkasan


KEBUTUHAN AKAN TAKSONOMI PENDIDIKAN
I
stilah tujuan (objective) untuk menyebut hasil belajar siswa yang telah direncanakan dengan sengaja. Maka, tujuan, standar kurikulum, dan target belajar-semua ini mengacu pada proses belajar siswa yang telah direncanakan dengan sengaja.
            Taksonomi adalah sebuah kerangka pikir khusus.dalam sebuah taksonomi, kategori-kategorinya merupakan satu kontinum Misalnya, frekuensi gelombang warna, struktur atom yang mendasari pembuatan tabel unsur merupakan salah satu prinsip klasifikasi pokok dalam taksonomi tersebut. Dalam taksonomi pendidikan, kami mengklasifikasikan tujuan-tujuan. Sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda. Kata kerjanya umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dikuasai atau dikonstruk oleh siswa.
            Taksonomi bloom hanya mempunyai satu dimensi, sedangkan taksonomi revisi ini memiliki dua dimensi. Dua dimensi itu adalah proses kognitif yaitu: mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
            Dimensi pengetahuan yaitu: faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
MENINGKATKAN DAN MEMANFAATKAN PEMAHAMMANN KITA
            Para guru bergulat dengan masalah-masalah pendidikan, pengajaran, dan proses belajar. Pertanyaan yang menyangkut masalah-masalah tersebut adalah:
1.      Apa yang perlu dipelajari olleh siswa dari belajar disekolah dan ruang kelas dalam waaktu yang terbatas?
2.      Bagaimanakah rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level-level belajar yang tinggi bagi siswa?
3.      Bagaimanakah guru memilih atau merancang instrumen-instrumen dan prosedur-prosedur asesmen yang menghasilkan informasi akurat tentang seberapa baggus hasil belajar siswa?
4.      Bagaimanakah guru yakin bahwaa tujuan, aktivitas pembelajaran, dan asesmennya saling bersesuaian?
Tabel Taksonomi, Tujuan, dan Alokasi Waktu Pembelajaran
Tabel Taksonomi dan Pembelajaran
            Guru mempunyai tujuan pembelajaran yaitu:
1.      Siswa belajar membedakan sistem pemerintah konfederasi, federasi, dan kesatuan.
2.      Siswa belajar membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional.
Dasar dari pengetahuan konseptual adalah kategori dan klasifikasi, kata membedakan dalam dua tujuan tersebut merupakan proses kognitif yang bertalian dengan menganalisis.
Ketika pembelajaran diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai menganalisis pengetahuan konseptual, guru akan melakukan aktivitas-aktivitas untuk:
·         Mengfokuskan perhatian siswa pada kategori-kategori dan klasifikasi-klasifikasi
·         Memberikan contoh-contoh dan bukan contoh yang membantu  siswa memasukkan suatu kedalam kategori yang tepat
·         Membantu siswa menemukan kategori-kategori yang tepat dalam klasifikasi yang lebih besar
·         Menekankan perbedaan-perbedaan yang relevan dan penting diantara kategori-kategori tersebut dalam sistem klasifikasi yang lebih besar
Rencana pembelajaran dengan tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai mengingat pengetahuan faktual akan mendorong guru:
·         Selalu mengingatkan siswa akan detail-detail tertentu yang harus diingat.
·         Mengajarkan strategi-strategi dan teknik-teknik tertentu membantu siswa mengingat pengetahuan yang relevan
·         Memberi kesempatan siswa untuk mempraktikkan strategi-strategi dan teknik-teknik tersebut
Tabel Taksonomi dan Asesmen
            Tiga contoh pertanyaan untuk melakukan asesmen terhadap aktivitas siswa dalam mempelajari sistem-sistem pemerintahan yaitu:
·         Apa sistem pemerintah negara ini?
·         Bagaimana kamu tahu bahwa sistem pemerintahannya demikian?
·         Perubahan-perubahan apa yang harus dilakukan untuk mengganti sistem pemerintahan negara tersebut kedua sistem lainnya?
Tiga contoh pertanyaan untuk melakukan asesmen terhadap aktivitas siswa dalam mempelajari sistem-sistem bilangan yaitu:
·         Manakah yang termasuk bilangan raasional dan irasional diantara bilangan-bilangan ini?
·         Bagaimana kamu tahu bahwa bilangan ini termasuk bilangan rasional dan bilangan itu termasuk bilangan irasional?
·         Bagaimana caramu mengubah setiap bilangan jadi bilangan lain
Kesesuaian Antara Tujuan, Pembelajaran, dan Asesmen
            Tingkat kesesuaian ini diketahui dengan membandingkan antara tujuan pembelajaran dan asesmen, antara tujuan pembelajaran dan pembelajaran, dan antara pembelajaran dan asesmen
GURU PEMBUAT KURIKULUM VS. PELAKSANA KURIKULUM
            Para pejabat pemerintah memegang tampuk kekuasaan negara dan masih berusaha memenuhi harapn dan janji untuk menyelenggarakan pendidikan sepertiyang dilakukan oleh pejabat-pejabatpendahulu mereka seabad silam.
            Harapannya bahwa baik kurikulumnya diberikan kepada guru atau dirancang oleh mereka, revisi taksonomi ini akan membantu guru memahami kurikulum, membuat rencana pembelajaran, dan merancang asesmen yang sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran dalam kurikulum, serta pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.


BAB 2
Struktur, Spesifikasi, dan Problematika Tujuan

STRUKTUR TUJUAN
T
yler berpendapat bahwa rumusan tujuan yang paling bermanfaat adalah rumusan yang menunjukkan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada siswa dan isi pembelajaran… yang siswa menunjukkan perilaku itu.
Bahwa rumusan tujuan berupa kata kerja dan kata benda. Kata kerjanya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan, dan kata bendannya mendeskripsikan pengetahuan yang diharapkan dikuasai atau dikonstruksi oleh siswa.
Isi Versus Pengetahuan
            Isi adalah substansi dari suatu materi kajian, dalam konteks ini isi pembelajaran adalah tidak bersifat statis, tetapi berubah ketika ide-ide dan bukti-bukti baru diterima oleh komunitas ilmuan dalam disiplin akademis mereka.
            Dua alasan untuk menggunakan istilah “pengetahuan” sebagai pengganti “isi”. Pertama: “pengetahuan” menekankan isi materi kajian sebagai “pengetahuan yang dimiliki bersama oleh para ilmuan di satu bidang kajian dari waktu ke waktu” yang menjadi konsensus bersama dalam sebuah `disiplin ilmu dan senantiasa berubah. Kedua: untuk membedakan antara isi materi kajian suatu disiplin ilmu dan  materi pelajaran yang berupa isi materi kajian disiplin ilmu tersebut.
Perilaku Versus Proses Kognitif
            Kata perilaku (behavior) yang digunakan oleh tyler tidak mengena, karena: pertama, behaviorisme merupakan teori psikologi yang dominan pada waktu itu, banyak orang secara keliru menyamakan kata behavior yang dipakai tyler dengan behaviorisme.kedua, berkat popularitas manajemen berbasis tujuan, pembelajaran yang terprogram pada 1950-an dan 1960-an,perilaku menjadi kata sifat yang memodifikasi tujuan-tujuan dalam bidang pendidikan.
SPESIFIKASI TUJUAN
            Krathwohl dan payne (1971) menyebut tiga spesifikasi  yaitu: tujuan global,tujuan pendidikan, dan tujuan instruksional.
Tujuan Global
            Tujuan global merupakan hasil belajar yang kompleks dan multifesetndan untuk mencapainya, dibutuhkan pembelajaran yang lebih serius dan alokasi waktu yang lebih panjang.
            Tujuan global berfungsi sebagai visi masa depan dan seruan yang tegas kepada para pembuat kebijakan, pembuat kurikulum guru, dan masyarakat luas.
Tujuan Pendidikan
            Contoh-contoh tujuan yang dipetik dari handbook memperjelas tingkat spesifikasi tujuan pendidikan:
·         Kemampuan untuk membaca partitur musik
·         Kemampuan untuk menafsirkan becmacam-macam data sosial
·         Keterampilan untuk membedakan fakta dari hipotesis
Tujuan pendidikan berada di bagian tangah dalam kontinum tujuan.
Tujuan Instruksional
            Tujuan Instruksional berfungsi untuk memfokuskan pembelajaran dan ujian pada materi pelajaran yang sangat spesifik dan sempit yang dipelajari siswa pada waktu tertentu. Dan tujuannya lebih spesifik dibandingkan dengan tujuan pendidikan.
Ringkasan Tingkat-Tingkat Tujuan
            Cakupan tujuan global “luas”, sedangkan cakupan tujuan instruksional “sempit”. Artinya tujuan global tidaklah spesifik, sementara tujuan instruksional bersifat spesifik.
APA YANG BUKAN TUJUAN
            Aktivitas pembelajaran bukanlah tujuan, begitu pula tes atau asesmen lainnya bukanlah tujuan.
PERUBAHAN KOSAKATA DALAM RUMUSAN TUJUAN PENDIDIKAN
            Kosakata yang mendeskripsikan hasil belajar siswa sudah dan senantiasa berubah, penggunaa kosakata yang tertera dalam rumusan tujuan pendidikan dilatari oleh penekanan peningkatan kualitas sekolah dengan standar-standar pendidikan. Inti dari standarisasi pendidikan adalah spesifikasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran siswa tertentu di setiap tingkatan kelas.
            Untuk standar pertama, indikator-indikatornya adalah:
·         Siswa dapat menulis semua bilangan dalam bentuk standard,bentuk luas, dan dengan kata-kata
·         Siswa belajar menaksir jumlah objek dalam berbagai kelompok objek
Untuk standard kedua, indikator-indikatornya adalah:
·         Siswa memahami makna bilangan pecahan, bilangan campuran, dan bilangan desimal
·         Siswa menafsirkan model-model nyata atau imajiner yang merepresentasikan bilangan pecahan, bilangan campuran, bilangan desimal, dan hubungan-hubungan antarbilangan itu.
Empat indikator tersebut menyerupai tujuan pendidikan sebab keempatnya menspesifikasikan standar-standar global sampai level unit pembelajaran, bukan level pokok bahasan.
PROBLEMATIKA TUJUAN
            Pada bagian ini, kita akan membicarakan sebagian masalah yang berkaitan dengan spesifikasi tujuan, hubungan tujuan dengan pengajaran, dan tujuan yang diklaim bebas nilai versus filsafat dan kurikulum pendidikan.
Spesifikasi dan inklusivitas
            Seperti tujuan global, tujuan pendidikan dikritik karena dipandang masih bersifat terlalu umum sebagai panduan perencanaan pengajaran dan asesmen.
Tujuan yang kaku
            Kritik-kritik yang dipaparkan di atas  sebenarnya merupakan kritik terhadap tujuan yang kaku yang menggariskan hasil-hasil belajar yang sama bagi semua siswa.
Tujuan Mempresentasikan Proses Belajar atau Prestasi Siswa
            Inti dari banyak kritik terhadap tujuan dalam bidang pendidikan adalah tujuan itu sebenarnya mempresentasikan apa?.prestasi yang dipakai untuk menarik kesimpulan tentang aktivitas belajar yang diinginkan seperti yang dinyatakan dalam rumusan tujuan. Padahal, prestasi siswa bukanlah tujuan itu sendiri.
Keterbatasan Rumusan Tujuan
            Para pengkritik mengatakan bahwa tingkat kemudahan dalam merumuskan tujuan jauh berbeda antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lain. Merumuskan tujuan dalam pelajaran menulis kreatif, puisi, dan tafsir seni, misalnya tergolong sulit.
Kesimpulan
            Kerangka pikir kami merupakan alat untuk membantu para pendidik memperjelaskan apa yang menurut mereka harus dipelajari siswa sekaligus apa yang merupakan hasil pembelajaran.


BAB 4
Dimensi Pengetahuan

PERBEDAAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MATERI PEMBELAJARAN
S
emua materi pelajaran memiliki isi yang spesifik, dan baaimana cara guru menstruktur  kan isinya dalam tujuan-tujuan pendidikan dan aktivitas-aktivitas pembelajaran membuahkan penekanan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda pada unit pembelajaranya.
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
            Dengan menimbang kesulitan-kesulitan ini, ada empat jenis pengetahuan:
1)      Pengetahuan faktual
2)      Pengetahuan konseptual
3)      Pengetahuan prosedural
4)      Pengetahuan metakognitif
Perbedaan antara pengetahuan faktual dan pengetahuan konseptual
            Pengetahuan faktual untuk menunjuk pengetahuan tentang berbit-bit informasi,sedangkan pengetahuan konseptual untuk pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata.
Alasan pencantuman pengetahuan metakognitif
Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori dimensi pengetahuan dilandasi oleh penelitian-penelitian terbaru tentang peran penting pengetahuan siswa mengenai kognisi itu dalam aktivitas belajar
KATEGORI-KATEGORI DALAM DIMENSI PENGETAHUAN
A.    PENGETAHUAN FAKTUAL
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar yang digunakan oleh para pakar dalam menjelaskan, memahami, dan secara sistematis menata disiplin ilmu mereka.
1.      Pengetahuan tentang terminologi
Pengetahuan tentang terminologi melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan nonverbal(kata, angka, tanda, gambar)
2.      Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik
Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dan semacamnya.
B.     PENGETAHUAN KONSEPTUAL
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau klasifikasi pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata.
1.      Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori
Meliputi kategori, kelas, divisi, dan susunan yang spesifik dalam disiplin-disiplin ilmu.
2.      Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi
Hal ini dibentuk oleh klasifikasi dan kategori.prinsip dan generalisasi galibnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin ilmu dan digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-masalah dalam disiplin ilmu tersebut.
3.      Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
Pengetahuan ini mencakup tentang berbagai paradigma, epistemologi, teori, dan model, yang digunakan dalam disiplin-disiplin ilmu untuk mendeskripsikan, memahami, menjelaskan, dan memprediksi fenomena.
C.    PENGETAHUAN PROSEDURAL
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu.
1.      Pengetahuan tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme
Pengetahuan prosedural digambarkan sebagai rangkaian langkah, yang semuanya disebut sebagai prosedur.
2.      Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
Dalam hal ini beberapa prosedur tidak menghasilkan satu jawaban atau solusi yang telah diketahui sebelumnnya.
3.      Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
Siswa diharapkan mengetahui kapan mesti menggunakan prosedur tersebut, yang sering mengharuskan mereka mengetahui cara-cara penggunaan prosedur yang pernah dilakukan.
D.    PENGETAHUAN METAKOGNITIF
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang kognisi secara umum dan kesadaran akan, serta pengetahuan tentang, kognisi diri sendiri.
1.      Pengetahuan strategis
Pengetahuan strategis adalah perihal strategi-strategi belajar dan berfikir serta pemecahan masalah.
2.      Pengetahuan tentang tugas-tugas kognitif, yang meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisional
Pengetahuan metakogitif  mencakup pengetahuan bahwa berbagai tugas kognitif itu sulit dan memerlukan sistem kognitif dan strategi-strategi kognitif
3.      Pengetahuan diri
Pengetahuan diri merupakan aspek penting dalam pengetahuan metakognitif, tetapi yang terpenting dalam aspek belajar adalah akurasi pengetahuan diri. Menurut flavell pengetahuan diri mencakup pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam kaitanya dengan kognisi dan belajar.
MENGASES YUJUAN PENDIDIKAN YANG MENCAKUP METAKOGNITIF
            Tujuan pendidikan merupakan kombinasi antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Mengases tujuan pendidikan yang mencantumkan pengetahuan metakognitif ini unik karena tujuan tujuan tersebut mesti disertai dengan cara pandang yang berbeda perihal apa yang dinamakan jawaban yang benar.
KESIMPULAN
            Pengetahuan prosedura adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Tiga kategori pengetahuan ini juga termaktub dalam taksonomi pendidikan awal dalam handbook.


BAB 10
Sketsa Pembelajaran Penjumlahan
BAGIAN 1: TUJUAN
T
ujuan utama dari unit pelajaran yang diajarkan selama tiga pekan ini adalah siswa mengingat kembali penjumlahan bilangan-bilangan tanpa manipulasi. Tujuan-tujuan jangka panjangnya adalah:
1)      Mengerti bahwa menghafal dapat dilakukan secara lebih efisien.
2)      Memperoleh pengetahuan praktis tentang berbagai strategi menghafal.
BAGIAN 2: AKTIVITAS-AKTIVITAS PEMBELAJARAN
            Akitivitas yang mengawali pengajaran unit ini dan berlanngsung terus adalah menghafal fakta dalam kantong.
BAGIAN 3: ASESMEN
            Untuk mengases perkembangan siswa, saya mengamati mereka, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencatat perubahan-perubahan hasil permainan harian menit matematika majenun, dan menskor hasil kuis mingguan.
BAGIAN 4: KOMENTAR PENUTUP
Pertanyaan tentang pembelajaran
            Fokusnya mengingat pengetahuan faktual dan merupakan hasil akhir dari pembelajaran tiga pekan ini. Fokus ini tampak dalam rumusan-rumusan tujuan dan asesmen-asesmennya, penekananya adalah memahami pengetahuan konseptual.
Pertanyaan tentang instruksi
            Utamanya karena aktivitas matematika majenun, sebagian aktivitas pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan utamanya berlangsung tiap hari
Pertanyaan tentang asesmen
            Ms Hoffman menggunakan asesmen informal dan formal. Ia mengamati siswa- siswanya dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mengumpulkan informasi tentang cara-cara yang merreka pakai guna mengingat hasil-hasil penjumlahan.
Pertanyaan tentang kesesuaiannya
            Hanya ada sedikit ketidak sesuaian Ms Hoffman tidak menggunakan asesmen formal untuk mengetahui bagaimana siswa memahami pengetahuan metakognitif, tetapi ia secara informal mengakses bagaimana siswa mendapatkan jawaban dan menarik kesimpulan.
BAGIAN 5: PERTANYAAN-PERTANYAAN PENUTUP
1.       Apa hubungan antara memahami pengetahuan konseptual dan mengingat pengetahuan faktual?
2.      Apakah asesmen langsung terhadap memahamipengetahuan konseptual berguna untuk membedakan apa yang siswa pahami dari apa yang siswa dapat lakukan ?
3.      Informasi apa yang diperoleh dari asesmen langsung terhadap memahami pengetahuan metakognitif ?


BAB 14
Mengurai Masalah Masalah Pelik Dalam Pembelajaran Di Kelas
D
ua kesimpulan diantaranya perkalian dengan pertanyaan tentang pembelajaran :
1.      Transfer dan retensi adalah dua tujuan pembelajaran yang penting.
2.      Proses-proses kognitif berbeda-beda, demikian pula jenis-jenis pengetahuannya.
Dua kesimpulan berhubungan dengan pertanyaan tentang instruksi :
1.      Jenis-jenis pengetahuan tertentu biasanya berpasangan dengan proses-proses kognitif terteentu.
2.      Ketidakmampuan untuk membedakan aktivitas-aktivitas pembelajaran dari tujuan-tujuan pendidikan dapat berpengaruh negatif bagi pembelajaran siswa.
KESIMPULAN PERIHAL PEMBELAJARAN
Menggunakan proses-proses kognitif yang kompleks untuk mencapai tujuan-tujuan yang sederhana
Tabel taksonomi mendorong para penyusun kurikulum untuk memikirkan berbagai kemungkinan praktik pendidikan, bukan merangkeng mereka di dalam kehidupan sekolah dan kelas yang sempit.
Memilih jenis pengetahuan
Ada empat jenis  pengetahuan pokok :
1.      Siswa diharapkan untuk mempelajari nama-nama enam daya tarik yang dipakai perancang iklan
2.      Siswa diharapkan untuk mengingat bahwa batu-batu beku karena pengapian merupakan bukti kuat akan adanya letusan gunung berapi.
3.      Siswa diharapkan untuk mengetahui detail-detail UU gula, UU prangko, dan UU  townshend.
4.      Siswa diharapkan untuk mengingat detail-detail penting dari drama.
KESIMPULAN PERIHAL PEMBELAJARAN
Memahami hubungan antara jenis pengetahuan dan proses kognitif
            Signifikan pemahaman pengetahuan tentang hubungan antara jenis pengetahuan dan kategori proses kognitif,serta perlunya membedakan aktivitas dan tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN PERIHAL ASESMEN
Menggunakan asesmen sumatif dan asesmen formatif
            Guru mengases siswa dengan dua tujuan:
1.      Untuk memonitor pembelajaran siswa dan memperbaiki pembelajarannya.
2.      Untuk memberi nilai siswa.
Menghadapi asesmen eksternel
            Ujian-ujian nasional dan regional dan pedoman penskoran asesmen performa merupakan asesmen eksternal, karena orang-orang yang tidak mengajar siswa dikelas mengases siswa.

KESIMPULAN PERIHAL KESESUAIAN ANTARA TUJUAN, AKTIVITAS PEMBELAJARAN, DAN ASESMEN
Menyesuaikan asesmen dengan tujuan
            Pertama, unit pelajaran berisikan materi tantang beragam peristiwa dan eksperimen yang jalin menjalin dan guru mengalami kesulitan untuk mengajarkan semua itu.
            Kedua, guru boleh jadi tidak benar-benar memahami tujuan-tujuan yang dia buat pada awal perencanaan unit pelajaran.
            Ketiga, sebagian guru merumuskan tujuan-tujuan dengan perspektif jangka panjang.
Penyesuaian aktivitas-aktivitas pembelajaran dan asesmen
            Asumsi tradisional menyatakan bahwa asesmen valid bisa diasesmen tersebut bersesuaian dengan unit atau ttujuan pembelajarannya.
Penyesuaian aktivitas-aktivitas pembelajaran dengan tujuan
            Aktivitas-aktivitas pembelajaran tidak selalau sesuai dengan tujuannya,guru mungkin menyelenggarakan aktivitas-aktivitas pembelajaran yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan asesmennya.
KOMENTAR AKHIR
            Guru menghadapi empat pertanyaan dasar yang telah dibahas, bahwa kerangka berfikir dapat menjadi dasar untuk mendiskusikan pertanyaan.

MASALAH-MASALAH YANG BELUM TERSELESAIKAN
            Setiap orang mengerahkan upaya terbaik dengan pendekatan yang telah dipilih adar lebih bermanfaat.
Perencanaan dan analisis yang lebih matang
            Kerangka-kerangka pikir lain boleh jadi memberi manfaat yang lebih baik untuk kasus-kasus yang lebih sulit dan membutuhkan perencanaan dan analisa yang lebih matang.
Hubungan antara tujuan dan pembelajaran
            Aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya, tetapi spesifikasi tujuan belajar tidak otomatis memunculkan metode pembelajannya.
Format tes pilihan ganda yang tak kunjung maju
            Ciri penting dari handbook adalah penggunaan format tes pilihan ganda secara ekstensif untuk setiap kategori taksonomi.
Teori belajar dan kognisi
            Dimensi-dimensi dalam kerangka pikir kami dan urutan-urutan kategori-kategorinya didasarkan pada satu teori belajar yang terima luas dan fungsional.
Hubungan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotor
            Pembagian ini dikritik karena memisahkan aspek-aspek pada sebuah tujuan dan hampir setiap tujuan kognitif mengandung komponen afektif.

PENUTUP
            Semua kerangka pikir termasuk taksonomi pendidikan merupakan abstraksi realitas dan menyederhanakan realitas untuk memudahkan kita memahami keteraturan dibalik realitas tersebut.