Sabtu, 26 April 2014
Judul buku : A taxonomy for
learning, teaching and assessing – a revision of bloom’s taxonomy of
educational objectives
Penulis : Lorin W. Anderson,
David R Krathwohl
BAB
1
Pendahuluan
Ringkasan
KEBUTUHAN
AKAN TAKSONOMI PENDIDIKAN
I
|
stilah
tujuan (objective) untuk menyebut hasil belajar siswa yang telah direncanakan
dengan sengaja. Maka, tujuan, standar kurikulum, dan target belajar-semua ini
mengacu pada proses belajar siswa yang telah direncanakan dengan sengaja.
Taksonomi adalah sebuah kerangka
pikir khusus.dalam sebuah taksonomi, kategori-kategorinya merupakan satu
kontinum Misalnya, frekuensi gelombang warna, struktur atom yang mendasari
pembuatan tabel unsur merupakan salah satu prinsip klasifikasi pokok dalam taksonomi
tersebut. Dalam taksonomi pendidikan, kami mengklasifikasikan tujuan-tujuan.
Sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda. Kata
kerjanya umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang diharapkan dikuasai atau
dikonstruk oleh siswa.
Taksonomi bloom hanya mempunyai satu
dimensi, sedangkan taksonomi revisi ini memiliki dua dimensi. Dua dimensi itu
adalah proses kognitif yaitu: mengingat, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Dimensi pengetahuan yaitu: faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif.
MENINGKATKAN
DAN MEMANFAATKAN PEMAHAMMANN KITA
Para guru bergulat dengan
masalah-masalah pendidikan, pengajaran, dan proses belajar. Pertanyaan yang
menyangkut masalah-masalah tersebut adalah:
1. Apa
yang perlu dipelajari olleh siswa dari belajar disekolah dan ruang kelas dalam
waaktu yang terbatas?
2. Bagaimanakah
rencana dan pelaksanaan pembelajaran yang dapat menghasilkan level-level
belajar yang tinggi bagi siswa?
3. Bagaimanakah
guru memilih atau merancang instrumen-instrumen dan prosedur-prosedur asesmen
yang menghasilkan informasi akurat tentang seberapa baggus hasil belajar siswa?
4. Bagaimanakah
guru yakin bahwaa tujuan, aktivitas pembelajaran, dan asesmennya saling
bersesuaian?
Tabel Taksonomi, Tujuan, dan Alokasi
Waktu Pembelajaran
Tabel Taksonomi dan Pembelajaran
Guru
mempunyai tujuan pembelajaran yaitu:
1. Siswa
belajar membedakan sistem pemerintah konfederasi, federasi, dan kesatuan.
2. Siswa
belajar membedakan bilangan rasional dan bilangan irasional.
Dasar dari pengetahuan konseptual adalah kategori
dan klasifikasi, kata membedakan dalam dua tujuan tersebut merupakan proses
kognitif yang bertalian dengan menganalisis.
Ketika pembelajaran diarahkan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang diklasifikasikan sebagai menganalisis pengetahuan
konseptual, guru akan melakukan aktivitas-aktivitas untuk:
·
Mengfokuskan perhatian siswa pada
kategori-kategori dan klasifikasi-klasifikasi
·
Memberikan contoh-contoh dan bukan
contoh yang membantu siswa memasukkan
suatu kedalam kategori yang tepat
·
Membantu siswa menemukan
kategori-kategori yang tepat dalam klasifikasi yang lebih besar
·
Menekankan perbedaan-perbedaan yang
relevan dan penting diantara kategori-kategori tersebut dalam sistem
klasifikasi yang lebih besar
Rencana pembelajaran dengan tujuan-tujuan yang
diklasifikasikan sebagai mengingat pengetahuan faktual akan mendorong guru:
·
Selalu mengingatkan siswa akan
detail-detail tertentu yang harus diingat.
·
Mengajarkan strategi-strategi dan
teknik-teknik tertentu membantu siswa mengingat pengetahuan yang relevan
·
Memberi kesempatan siswa untuk
mempraktikkan strategi-strategi dan teknik-teknik tersebut
Tabel Taksonomi dan Asesmen
Tiga
contoh pertanyaan untuk melakukan asesmen terhadap aktivitas siswa dalam
mempelajari sistem-sistem pemerintahan yaitu:
·
Apa sistem pemerintah negara ini?
·
Bagaimana kamu tahu bahwa sistem
pemerintahannya demikian?
·
Perubahan-perubahan apa yang harus
dilakukan untuk mengganti sistem pemerintahan negara tersebut kedua sistem
lainnya?
Tiga contoh pertanyaan untuk melakukan asesmen
terhadap aktivitas siswa dalam mempelajari sistem-sistem bilangan yaitu:
·
Manakah yang termasuk bilangan raasional
dan irasional diantara bilangan-bilangan ini?
·
Bagaimana kamu tahu bahwa bilangan ini
termasuk bilangan rasional dan bilangan itu termasuk bilangan irasional?
·
Bagaimana caramu mengubah setiap
bilangan jadi bilangan lain
Kesesuaian Antara Tujuan,
Pembelajaran, dan Asesmen
Tingkat kesesuaian ini diketahui
dengan membandingkan antara tujuan pembelajaran dan asesmen, antara tujuan
pembelajaran dan pembelajaran, dan antara pembelajaran dan asesmen
GURU
PEMBUAT KURIKULUM VS. PELAKSANA KURIKULUM
Para pejabat pemerintah memegang
tampuk kekuasaan negara dan masih berusaha memenuhi harapn dan janji untuk
menyelenggarakan pendidikan sepertiyang dilakukan oleh pejabat-pejabatpendahulu
mereka seabad silam.
Harapannya bahwa baik kurikulumnya
diberikan kepada guru atau dirancang oleh mereka, revisi taksonomi ini akan
membantu guru memahami kurikulum, membuat rencana pembelajaran, dan merancang
asesmen yang sesuai dengan tujuan-tujuan pembelajaran dalam kurikulum, serta
pada akhirnya meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.
BAB
2
Struktur,
Spesifikasi, dan Problematika Tujuan
STRUKTUR TUJUAN
T
|
yler
berpendapat bahwa rumusan tujuan yang paling bermanfaat adalah rumusan yang
menunjukkan jenis perilaku yang akan diajarkan kepada siswa dan isi
pembelajaran… yang siswa menunjukkan perilaku itu.
Bahwa
rumusan tujuan berupa kata kerja dan kata benda. Kata kerjanya mendeskripsikan
proses kognitif yang diharapkan, dan kata bendannya mendeskripsikan pengetahuan
yang diharapkan dikuasai atau dikonstruksi oleh siswa.
Isi Versus Pengetahuan
Isi
adalah substansi dari suatu materi kajian, dalam konteks ini isi pembelajaran
adalah tidak bersifat statis, tetapi berubah ketika ide-ide dan bukti-bukti
baru diterima oleh komunitas ilmuan dalam disiplin akademis mereka.
Dua alasan untuk menggunakan istilah
“pengetahuan” sebagai pengganti “isi”. Pertama: “pengetahuan” menekankan isi
materi kajian sebagai “pengetahuan yang dimiliki bersama oleh para ilmuan di
satu bidang kajian dari waktu ke waktu” yang menjadi konsensus bersama dalam
sebuah `disiplin ilmu dan senantiasa berubah. Kedua: untuk membedakan antara
isi materi kajian suatu disiplin ilmu dan
materi pelajaran yang berupa isi materi kajian disiplin ilmu tersebut.
Perilaku Versus Proses Kognitif
Kata
perilaku (behavior) yang digunakan oleh tyler tidak mengena, karena: pertama,
behaviorisme merupakan teori psikologi yang dominan pada waktu itu, banyak
orang secara keliru menyamakan kata behavior yang dipakai tyler dengan
behaviorisme.kedua, berkat popularitas manajemen berbasis tujuan, pembelajaran
yang terprogram pada 1950-an dan 1960-an,perilaku menjadi kata sifat yang
memodifikasi tujuan-tujuan dalam bidang pendidikan.
SPESIFIKASI TUJUAN
Krathwohl dan payne (1971) menyebut
tiga spesifikasi yaitu: tujuan
global,tujuan pendidikan, dan tujuan instruksional.
Tujuan Global
Tujuan
global merupakan hasil belajar yang kompleks dan multifesetndan untuk
mencapainya, dibutuhkan pembelajaran yang lebih serius dan alokasi waktu yang
lebih panjang.
Tujuan global berfungsi sebagai visi
masa depan dan seruan yang tegas kepada para pembuat kebijakan, pembuat
kurikulum guru, dan masyarakat luas.
Tujuan Pendidikan
Contoh-contoh tujuan yang dipetik
dari handbook memperjelas tingkat spesifikasi tujuan pendidikan:
·
Kemampuan untuk membaca partitur musik
·
Kemampuan untuk menafsirkan
becmacam-macam data sosial
·
Keterampilan untuk membedakan fakta dari
hipotesis
Tujuan
pendidikan berada di bagian tangah dalam kontinum tujuan.
Tujuan Instruksional
Tujuan
Instruksional berfungsi untuk memfokuskan pembelajaran dan ujian pada materi
pelajaran yang sangat spesifik dan sempit yang dipelajari siswa pada waktu
tertentu. Dan tujuannya lebih spesifik dibandingkan dengan tujuan pendidikan.
Ringkasan Tingkat-Tingkat Tujuan
Cakupan
tujuan global “luas”, sedangkan cakupan tujuan instruksional “sempit”. Artinya
tujuan global tidaklah spesifik, sementara tujuan instruksional bersifat
spesifik.
APA YANG BUKAN TUJUAN
Aktivitas
pembelajaran bukanlah tujuan, begitu pula tes atau asesmen lainnya bukanlah
tujuan.
PERUBAHAN KOSAKATA DALAM RUMUSAN
TUJUAN PENDIDIKAN
Kosakata
yang mendeskripsikan hasil belajar siswa sudah dan senantiasa berubah,
penggunaa kosakata yang tertera dalam rumusan tujuan pendidikan dilatari oleh
penekanan peningkatan kualitas sekolah dengan standar-standar pendidikan. Inti
dari standarisasi pendidikan adalah spesifikasi hasil belajar siswa pada mata
pelajaran siswa tertentu di setiap tingkatan kelas.
Untuk standar pertama,
indikator-indikatornya adalah:
·
Siswa dapat menulis semua bilangan dalam
bentuk standard,bentuk luas, dan dengan kata-kata
·
Siswa belajar menaksir jumlah objek
dalam berbagai kelompok objek
Untuk standard kedua, indikator-indikatornya adalah:
·
Siswa memahami makna bilangan pecahan,
bilangan campuran, dan bilangan desimal
·
Siswa menafsirkan model-model nyata atau
imajiner yang merepresentasikan bilangan pecahan, bilangan campuran, bilangan
desimal, dan hubungan-hubungan antarbilangan itu.
Empat indikator tersebut menyerupai tujuan
pendidikan sebab keempatnya menspesifikasikan standar-standar global sampai
level unit pembelajaran, bukan level pokok bahasan.
PROBLEMATIKA TUJUAN
Pada bagian ini, kita akan
membicarakan sebagian masalah yang berkaitan dengan spesifikasi tujuan,
hubungan tujuan dengan pengajaran, dan tujuan yang diklaim bebas nilai versus
filsafat dan kurikulum pendidikan.
Spesifikasi dan inklusivitas
Seperti
tujuan global, tujuan pendidikan dikritik karena dipandang masih bersifat
terlalu umum sebagai panduan perencanaan pengajaran dan asesmen.
Tujuan yang kaku
Kritik-kritik
yang dipaparkan di atas sebenarnya
merupakan kritik terhadap tujuan yang kaku yang menggariskan hasil-hasil
belajar yang sama bagi semua siswa.
Tujuan Mempresentasikan Proses
Belajar atau Prestasi Siswa
Inti
dari banyak kritik terhadap tujuan dalam bidang pendidikan adalah tujuan itu
sebenarnya mempresentasikan apa?.prestasi yang dipakai untuk menarik kesimpulan
tentang aktivitas belajar yang diinginkan seperti yang dinyatakan dalam rumusan
tujuan. Padahal, prestasi siswa bukanlah tujuan itu sendiri.
Keterbatasan Rumusan Tujuan
Para
pengkritik mengatakan bahwa tingkat kemudahan dalam merumuskan tujuan jauh
berbeda antara satu mata pelajaran dan mata pelajaran lain. Merumuskan tujuan
dalam pelajaran menulis kreatif, puisi, dan tafsir seni, misalnya tergolong
sulit.
Kesimpulan
Kerangka
pikir kami merupakan alat untuk membantu para pendidik memperjelaskan apa yang
menurut mereka harus dipelajari siswa sekaligus apa yang merupakan hasil
pembelajaran.
BAB
4
Dimensi
Pengetahuan
PERBEDAAN ANTARA PENGETAHUAN DAN
MATERI PEMBELAJARAN
S
|
emua
materi pelajaran memiliki isi yang spesifik, dan baaimana cara guru
menstruktur kan isinya dalam
tujuan-tujuan pendidikan dan aktivitas-aktivitas pembelajaran membuahkan
penekanan jenis-jenis pengetahuan yang berbeda pada unit pembelajaranya.
JENIS-JENIS PENGETAHUAN
Dengan
menimbang kesulitan-kesulitan ini, ada empat jenis pengetahuan:
1)
Pengetahuan faktual
2)
Pengetahuan konseptual
3)
Pengetahuan prosedural
4)
Pengetahuan metakognitif
Perbedaan antara pengetahuan
faktual dan pengetahuan konseptual
Pengetahuan
faktual untuk menunjuk pengetahuan tentang berbit-bit informasi,sedangkan
pengetahuan konseptual untuk pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata.
Alasan pencantuman pengetahuan
metakognitif
Pencantuman pengetahuan metakognitif dalam kategori
dimensi pengetahuan dilandasi oleh penelitian-penelitian terbaru tentang peran
penting pengetahuan siswa mengenai kognisi itu dalam aktivitas belajar
KATEGORI-KATEGORI DALAM DIMENSI
PENGETAHUAN
A.
PENGETAHUAN
FAKTUAL
Pengetahuan faktual meliputi elemen-elemen dasar
yang digunakan oleh para pakar dalam menjelaskan, memahami, dan secara
sistematis menata disiplin ilmu mereka.
1.
Pengetahuan
tentang terminologi
Pengetahuan
tentang terminologi melingkupi pengetahuan tentang label dan simbol verbal dan
nonverbal(kata, angka, tanda, gambar)
2. Pengetahuan tentang detail-detail
dan elemen-elemen yang spesifik
Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen
yang spesifik merupakan pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal,
sumber informasi, dan semacamnya.
B.
PENGETAHUAN
KONSEPTUAL
Pengetahuan konseptual mencakup pengetahuan tentang
kategori, klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori atau
klasifikasi pengetahuan yang lebih kompleks dan tertata.
1.
Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori
Meliputi kategori, kelas, divisi, dan susunan yang spesifik
dalam disiplin-disiplin ilmu.
2.
Pengetahuan
tentang prinsip dan generalisasi
Hal ini dibentuk oleh klasifikasi dan kategori.prinsip
dan generalisasi galibnya merupakan bagian yang dominan dalam sebuah disiplin
ilmu dan digunakan untuk mengkaji fenomena atau menyelesaikan masalah-masalah
dalam disiplin ilmu tersebut.
3.
Pengetahuan
tentang teori, model, dan struktur
Pengetahuan ini mencakup tentang berbagai paradigma,
epistemologi, teori, dan model, yang digunakan dalam disiplin-disiplin ilmu
untuk mendeskripsikan, memahami, menjelaskan, dan memprediksi fenomena.
C.
PENGETAHUAN
PROSEDURAL
Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang
cara melakukan sesuatu.
1.
Pengetahuan
tentang keterampilan dalam bidang tertentu dan algoritme
Pengetahuan prosedural digambarkan sebagai rangkaian
langkah, yang semuanya disebut sebagai prosedur.
2.
Pengetahuan
tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu
Dalam hal ini beberapa prosedur tidak menghasilkan
satu jawaban atau solusi yang telah diketahui sebelumnnya.
3.
Pengetahuan
tentang kriteria untuk menentukan kapan harus menggunakan prosedur yang tepat
Siswa diharapkan mengetahui kapan mesti menggunakan
prosedur tersebut, yang sering mengharuskan mereka mengetahui cara-cara
penggunaan prosedur yang pernah dilakukan.
D.
PENGETAHUAN
METAKOGNITIF
Pengetahuan metakognitif adalah pengetahuan tentang
kognisi secara umum dan kesadaran akan, serta pengetahuan tentang, kognisi diri
sendiri.
1.
Pengetahuan
strategis
Pengetahuan strategis adalah perihal
strategi-strategi belajar dan berfikir serta pemecahan masalah.
2. Pengetahuan tentang tugas-tugas
kognitif, yang meliputi pengetahuan kontekstual dan kondisional
Pengetahuan metakogitif mencakup pengetahuan bahwa berbagai tugas
kognitif itu sulit dan memerlukan sistem kognitif dan strategi-strategi
kognitif
3. Pengetahuan diri
Pengetahuan diri merupakan aspek penting dalam
pengetahuan metakognitif, tetapi yang terpenting dalam aspek belajar adalah
akurasi pengetahuan diri. Menurut flavell pengetahuan diri mencakup pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dalam kaitanya dengan kognisi dan
belajar.
MENGASES YUJUAN PENDIDIKAN YANG
MENCAKUP METAKOGNITIF
Tujuan pendidikan merupakan
kombinasi antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Mengases
tujuan pendidikan yang mencantumkan pengetahuan metakognitif ini unik karena
tujuan tujuan tersebut mesti disertai dengan cara pandang yang berbeda perihal
apa yang dinamakan jawaban yang benar.
KESIMPULAN
Pengetahuan
prosedura adalah pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Tiga kategori
pengetahuan ini juga termaktub dalam taksonomi pendidikan awal dalam handbook.
BAB
10
Sketsa
Pembelajaran Penjumlahan
BAGIAN 1: TUJUAN
T
|
ujuan
utama dari unit pelajaran yang diajarkan selama tiga pekan ini adalah siswa
mengingat kembali penjumlahan bilangan-bilangan tanpa manipulasi. Tujuan-tujuan
jangka panjangnya adalah:
1) Mengerti
bahwa menghafal dapat dilakukan secara lebih efisien.
2) Memperoleh
pengetahuan praktis tentang berbagai strategi menghafal.
BAGIAN 2: AKTIVITAS-AKTIVITAS
PEMBELAJARAN
Akitivitas yang mengawali pengajaran
unit ini dan berlanngsung terus adalah menghafal fakta dalam kantong.
BAGIAN 3: ASESMEN
Untuk mengases perkembangan siswa,
saya mengamati mereka, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencatat
perubahan-perubahan hasil permainan harian menit matematika majenun, dan
menskor hasil kuis mingguan.
BAGIAN 4: KOMENTAR PENUTUP
Pertanyaan tentang pembelajaran
Fokusnya
mengingat pengetahuan faktual dan merupakan hasil akhir dari pembelajaran tiga
pekan ini. Fokus ini tampak dalam rumusan-rumusan tujuan dan
asesmen-asesmennya, penekananya adalah memahami pengetahuan konseptual.
Pertanyaan tentang instruksi
Utamanya karena aktivitas matematika
majenun, sebagian aktivitas pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan utamanya
berlangsung tiap hari
Pertanyaan tentang asesmen
Ms
Hoffman menggunakan asesmen informal dan formal. Ia mengamati siswa- siswanya
dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan di kelas untuk mengumpulkan informasi tentang
cara-cara yang merreka pakai guna mengingat hasil-hasil penjumlahan.
Pertanyaan tentang kesesuaiannya
Hanya ada sedikit ketidak sesuaian
Ms Hoffman tidak menggunakan asesmen formal untuk mengetahui bagaimana siswa
memahami pengetahuan metakognitif, tetapi ia secara informal mengakses
bagaimana siswa mendapatkan jawaban dan menarik kesimpulan.
BAGIAN 5: PERTANYAAN-PERTANYAAN
PENUTUP
1. Apa hubungan antara memahami pengetahuan
konseptual dan mengingat pengetahuan faktual?
2. Apakah
asesmen langsung terhadap memahamipengetahuan konseptual berguna untuk
membedakan apa yang siswa pahami dari apa yang siswa dapat lakukan ?
3. Informasi
apa yang diperoleh dari asesmen langsung terhadap memahami pengetahuan
metakognitif ?
BAB
14
Mengurai
Masalah Masalah Pelik Dalam Pembelajaran Di Kelas
D
|
ua
kesimpulan diantaranya perkalian dengan pertanyaan tentang pembelajaran :
1. Transfer
dan retensi adalah dua tujuan pembelajaran yang penting.
2. Proses-proses
kognitif berbeda-beda, demikian pula jenis-jenis pengetahuannya.
Dua kesimpulan berhubungan dengan pertanyaan tentang
instruksi :
1. Jenis-jenis
pengetahuan tertentu biasanya berpasangan dengan proses-proses kognitif
terteentu.
2. Ketidakmampuan
untuk membedakan aktivitas-aktivitas pembelajaran dari tujuan-tujuan pendidikan
dapat berpengaruh negatif bagi pembelajaran siswa.
KESIMPULAN PERIHAL PEMBELAJARAN
Menggunakan proses-proses kognitif
yang kompleks untuk mencapai tujuan-tujuan yang sederhana
Tabel taksonomi mendorong para penyusun kurikulum
untuk memikirkan berbagai kemungkinan praktik pendidikan, bukan merangkeng
mereka di dalam kehidupan sekolah dan kelas yang sempit.
Memilih jenis pengetahuan
Ada empat jenis
pengetahuan pokok :
1. Siswa
diharapkan untuk mempelajari nama-nama enam daya tarik yang dipakai perancang
iklan
2. Siswa
diharapkan untuk mengingat bahwa batu-batu beku karena pengapian merupakan
bukti kuat akan adanya letusan gunung berapi.
3. Siswa
diharapkan untuk mengetahui detail-detail UU gula, UU prangko, dan UU townshend.
4. Siswa
diharapkan untuk mengingat detail-detail penting dari drama.
KESIMPULAN PERIHAL PEMBELAJARAN
Memahami hubungan antara jenis
pengetahuan dan proses kognitif
Signifikan
pemahaman pengetahuan tentang hubungan antara jenis pengetahuan dan kategori
proses kognitif,serta perlunya membedakan aktivitas dan tujuan pembelajaran.
KESIMPULAN PERIHAL ASESMEN
Menggunakan asesmen sumatif dan
asesmen formatif
Guru
mengases siswa dengan dua tujuan:
1. Untuk
memonitor pembelajaran siswa dan memperbaiki pembelajarannya.
2. Untuk
memberi nilai siswa.
Menghadapi asesmen eksternel
Ujian-ujian
nasional dan regional dan pedoman penskoran asesmen performa merupakan asesmen
eksternal, karena orang-orang yang tidak mengajar siswa dikelas mengases siswa.
KESIMPULAN PERIHAL KESESUAIAN
ANTARA TUJUAN, AKTIVITAS PEMBELAJARAN, DAN ASESMEN
Menyesuaikan asesmen dengan tujuan
Pertama, unit pelajaran berisikan
materi tantang beragam peristiwa dan eksperimen yang jalin menjalin dan guru
mengalami kesulitan untuk mengajarkan semua itu.
Kedua, guru boleh jadi tidak
benar-benar memahami tujuan-tujuan yang dia buat pada awal perencanaan unit
pelajaran.
Ketiga, sebagian guru merumuskan
tujuan-tujuan dengan perspektif jangka panjang.
Penyesuaian aktivitas-aktivitas
pembelajaran dan asesmen
Asumsi
tradisional menyatakan bahwa asesmen valid bisa diasesmen tersebut bersesuaian
dengan unit atau ttujuan pembelajarannya.
Penyesuaian aktivitas-aktivitas
pembelajaran dengan tujuan
Aktivitas-aktivitas pembelajaran
tidak selalau sesuai dengan tujuannya,guru mungkin menyelenggarakan
aktivitas-aktivitas pembelajaran yang tidak berkaitan langsung dengan tujuan
asesmennya.
KOMENTAR AKHIR
Guru menghadapi empat pertanyaan
dasar yang telah dibahas, bahwa kerangka berfikir dapat menjadi dasar untuk mendiskusikan
pertanyaan.
MASALAH-MASALAH YANG BELUM
TERSELESAIKAN
Setiap
orang mengerahkan upaya terbaik dengan pendekatan yang telah dipilih adar lebih
bermanfaat.
Perencanaan dan analisis yang lebih
matang
Kerangka-kerangka
pikir lain boleh jadi memberi manfaat yang lebih baik untuk kasus-kasus yang
lebih sulit dan membutuhkan perencanaan dan analisa yang lebih matang.
Hubungan antara tujuan dan
pembelajaran
Aktivitas pembelajaran yang sesuai
dengan tujuannya, tetapi spesifikasi tujuan belajar tidak otomatis memunculkan
metode pembelajannya.
Format tes pilihan ganda yang tak
kunjung maju
Ciri
penting dari handbook adalah penggunaan format tes pilihan ganda secara
ekstensif untuk setiap kategori taksonomi.
Teori belajar dan kognisi
Dimensi-dimensi
dalam kerangka pikir kami dan urutan-urutan kategori-kategorinya didasarkan
pada satu teori belajar yang terima luas dan fungsional.
Hubungan antara ranah kognitif,
afektif dan psikomotor
Pembagian ini dikritik karena
memisahkan aspek-aspek pada sebuah tujuan dan hampir setiap tujuan kognitif
mengandung komponen afektif.
PENUTUP
Semua
kerangka pikir termasuk taksonomi pendidikan merupakan abstraksi realitas dan
menyederhanakan realitas untuk memudahkan kita memahami keteraturan dibalik
realitas tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)